"Harus berepa kali aku mengucapkan terima kasih kepadamu!" seru Herman setelah sampai di dalam. Ben Nassor hanya tersenyum.
Lalu Herman dan Amanda menaruh sepeda motor dan menghampiri Ben Nassor di kabin. Herman menyuruh Amanda duduk di kursi yang masih kosong sebelah Ben Nassor.
Pesawat yang dipakai oleh Ben Nassor lebih canggih dari pesawat para pengejarnya sehingga dengan mudah Ben Nassor meninggalkan mereka jauh dibelakang dan akhirnya tidak mampu melakukan pengejaran karena di luar jangkuan kemampuan pesawat pengerjar.
Setelah melewati benteng di bawah mereka, Ben Nassor menyerahkan kemudi ke Herman.
"Pesawat ini sekarang milikmu!" kata Ben Nassor sambil berdiri meninggalkan kemudi.
"Apa maksudmu?" Tanya Herman.
"Kita sudah merencanakan pelarian ini sampai laut selatan," jawab Ben Nassor.
"Tetapi bukan aku melainkan kalian. Karena duniaku, ya di sini!"
Herman memeluk Ben Nassor sebagai ungkapan terima kasih yang tidak terhingga. Amanda turut berterima kasih sambil mengusap-usap pangkal lengan Ben Nassor.
"Awas, Aku titip," pesan Ben Nassor. "Jangan kemana- mana lagi dan langsung bawa pulang pacarmu yang cantik ini"
Herman mengangguk pasti sambil memeluk bahu Amanda.
Herman duduk menggantikan tempat Ben Nassor yang mengambil sepeda motor untuk bersiap-siap turun.
Herman merendahkan terbang pesawat dan mengurangi kecepatan sehingga Ben Nassor punya waktu tepat membawa sepeda motor ke luar meninggalkan pesawat.
Herman sempat berbelok untuk melambaikan tangan ke arah Ben Nassor yang sudah mendarat.
Akhirnya Herman dan Amanda meninggalkan Ben Nassor di tempat itu dengan balasan lambaian tangan perpisahan selamanya dari sahabat terbaik mereka dari masa yang berbeda.
***