Akhirnya Herman dan Amanda berhasil meninggalkan para pengejarnya jauh di belakang. Lalu Herman memilih melanjutkan perjalanan secara offroad.
Tetapi kelegaan Herman dan Amanda tidak berlangsung lama.
Kali ini pengejarnya bukan mobil lagi tetapi sekaligus beberapa pesawat dua awak.
Herman tidak menyerah tetap memacu sepeda motor terus ke arah selatan.
Kali ini pengejarnya tidak mau kehilangan buruan mereka dan mencoba melumpuhkan Herman dengan tembakan senjata sinar panas.
Rentetan tembakan memang tidak diarahkan ke tubuh
Herman atau Amanda, tetapi ke tanah dengan harapan
Herman dan Amanda ketakutan dan menyerah.
Walaupun demikian Herman tidak menyerah walaupun terus dihujani oleh berbagai tembakan dari senjata sinar panas yang mampu menghanguskan tanah atau apapun yang terkena paparannya.
Herman punya rencana untuk menghindari pengejarnya, berpacu melalui pepohonan.
 Siasatnya berhasil! Pesawat-pesawat pengejarnya tidak leluasa menembakkan peluru panasnya karena terhalang oleh pepohonan.
Sekalipun dibidik, yang kena ranting ranting pohon yang patah terbakar atau bahkan sekalian pohonnya tumbang terbakar oleh muntahan senjata sinar panas.
Tetapi Herman dan Amanda dibuat terkejut ketika tiba-tiba muncul sebuah pesawat di depan mereka. Pesawat muncul begitu saja sehingga Herman hampir melepaskan pegangan dari stang motor.
Beruntung, Herman seorang crosser sejati sehingga mampu menguasai kembali laju sepeda motor dan melanjutkan pelarian.
Pesawat berhasil mensejajarkan diri dengan laju arah sepeda motor. Tetapi ketakutan Herman dan Amanda berubah menjadi gembira setelah melihat pilot yang duduk dibelakang kemudi yang ternyata adalah Ben Nassor.
Ben Nassor memberi isyarat agar Herman dan Amanda ikut bersamanya. Lalu pesawat yang diawaki Ben Nassor bergerak ke depan mendahului sepeda motor.
Kemudian Pesawat membuka pintu belakangnya sampai menyentuh tanah. Barulah Herman mengerti apa yang diinginkan Ben Nassor.
Segera saja Herman membawa sepeda motornya masuk ke dalam pesawat.