Ngeliat fakta di lapangan yang kaya gini, saya ga heran sih kalo cepat atau lambat, Vespa modern bakal kehilangan peminat karena kelakuan para Vespalay. Ini persis kaya kasus Kawasaki Ninja yang pamornya turun gegara sinetron AJAL (Anak Jalanan) di RCTI beberapa tahun yang lalu.
Gegara sinetron AJAL, populasi Ninjalay meningkat. Motor Ninja wara-wiri di mana-mana. Ciri-cirinya gampang banget dikenali, cari aja yang spionnya ditekuk, knalpotnya diganti yang 'bobokan', trus spakbor belakang 'dicoak' biar keliatan 'Racing'. Konyol banget. Ngerasa keren, padahal jadi bahan ketawaan banyak orang. Bahkan sampai ke forum-forum komunitas di Internet. Kasian.
Fenomena Vespalay mestinya jadi perhatian dari bapak-bapak Polantas di jalan raya. Karena sering banget terjadi kecelakaan yang ditimbulkan spesies ini. Kalo bisa sih jangan cuma ditilang, disuruh bikin video klarifikasi minta maaf juga dong di media sosial, biar ada efek jera. Karena tipikal orang Indonesia kan gitu. Belom jera kalo jejak digitalnya belom dibikin abadi.
Terakhir, pesan saya buat para Vespalay. Semoga Bapak-Ibu, Mas-Mbak sekalian lekas sadar, bahwa kelakuan kalian itu merugikan banyak orang. Ga cuma kami, sesama pengguna jalan. Tapi juga rekan-rekan kalian, sesama pecinta Vespa. Termasuk kawan saya, Irfan.
Irfan jadi mulai agak males naik Vespa karena telanjur kena sterotip, kena stigma jelek, gegara kelakuan Vespalay. Dan apa yang dirasain Irfan, mungkin juga dirasain pemilik Vespa lain di luar sana. Jadi males, atau bahkan malu naik Vespanya sendiri. Akhirnya Vespanya didiemin di garasi, sendirian, kedinginan, kemudian keropos dimakan karat.
Persis kaya hati ini. Huft.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H