Seperti umumnya di bandara, bagasi kami telah diatur oleh petugas maskapai sejak awal check-in. Tapi setelah masuk ke dalam pesawat, ternyata sebagian barang-barang kami hanya "disesakkan" di bawah kursi-kursi duduk pesawat. Kurang tempat bagasi sepertinya.
Petugas yang kami kira pramugari, mengantar dan mengatur kami di dalam pesawat sebelum keberangkatan. Yang saya heran saat itu adalah, snack sudah dibagikan saat kami baru saja masuk dalam pesawat. Tak apalah. Tapi ternyata, pramugari yang mengatur kami tadi, justru keluar sebelum pesawat siap lepas landas. Jadi kami penumpang ditinggal hanya berdua dengan pilot dan kopilot, tanpa pramugari.
Pengalaman snack juga lucu-lucu, pengalaman saya maupun cerita dari teman saya. Kadangkala memang snack hanya berisi sepotong roti dan satu gelas air mineral. Tapi kadangkala juga kami menerima snack berupa singkong atau pisang goreng. Indonesia sekali.
---
Singkat cerita kami akhirnya terbang. Alhamdulillah perjalanan pertama itu lancar ceria. Sepanjang perjalanan tentu saya lengak lengok ke jendela, karena ini perjalanan pertama saya di Maluku.
Sepertinya pesawat terbang tidak terlalu tinggi. Laut dan pulau-pulau terlihat jelas. Ketika pesawat berbelok, sangat terasa sekali kemiringan pesawat. Dan ketika miring itulah, tiba-tiba ruang kokpit pilot terbuka. Ya, ruang kokpit ini hanya ditutupi oleh semacam gorden, sehingga ketika pesawat miring, kain gorden pun tersingkap.
Cerita ruang kokpit juga macam-macam. Suatu ketika ruang kokpit terbuka, sehingga saya bisa dengan jelas melihat pilot duduk dan ngobrol dengan kopilot. Tapi yang saya rasa lucu dan ngenes saat itu, pilot tampak sesekali memandang sebuah benda di depannya.
Pilot mengamati GPS Garmin III plus yang berlayar hitam putih dengan antena tambahan di sisi kirinya.Â
Saya ingat persis, karena GPS itu pula yang ada di tas saya saat itu. Sialan, kami terbang hanya dipandu GPS seribu umat.
Suatu ketika teman saya juga pernah bercerita. Dia melihat pilot dengan santainya merokok dengan jendela kokpit sedikit terbuka.Â
Pernah juga terlihat kaca kokpit yang rengat hanya ditambal lakban. Luar biasa. Tapi Alhamdulillah, perjalanan kami semua lancar dan aman saja selama yang kami alami.