Mohon tunggu...
Hannastasia Hulu
Hannastasia Hulu Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Mahasiswi STP Trisakti dengan Beasiswa Unggulan

Berdikarilah demi Cita-cita mu..

Selanjutnya

Tutup

Foodie

8 Kuliner Unik di Yogyakarta, Nomor 4 Bikin Ngiler!

24 Februari 2022   14:56 Diperbarui: 24 Februari 2022   15:14 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Saat ini perkembangan kuliner terus berkembang seiring penyesuaian dengan kebutuhan konsumen. Namun, tak dapat dipungkiri kerinduan akan makanan tradisional tetap di hati karna uniknya rasa yang di tawarkan.

Atlet panah pergi lomba
Panah lepas dari busur
Jalan-jalan ke kota Yogya
Jangan Lupa wisata kuliner

Berikut rangkuman referensi kuliner khas Jogja yang harus dicobaaa.....

1. Roti Kembang

Kalau berkunjung ke Kotagede wajib banget nih cicipin makanan tradisional ini! Roti kembang waru namanya. Roti mewah jaman kerajaan mataram kuno ini acap kali menjadi suguhan di perayaan kerajaan pada masa itu hingga masa kini, lho. 

Salah satu sentra produksi yang terkenal yakni di rumah produksi milik Bapak Basiran Hargito bersama istrinya  yang terletak di umen KG III/452 RT.23 RW.06 Kotagede, Yogyakarta. 

Usaha produksi ini telah berdiri sejak tahun 1983 dari tangan yang sama hingga saat ini. Roti lembut yang diolah dengan cara dipanggang tradisional di atas arang ini bukan sembarang roti lho sobat kompasiana!. 

Bak namanya, kue kembang waru yang memang diadaptasi dari bunga pohon waru yang mengisahkan pada jaman dahulu kerabat keraton yang gemar menyantap roti kemudian sang juru masak membuatkannya roti berbentuk waru ini sebab pohon waru yang banyak dijumpai pada era dulu. 

Bentuk roti kembang waru dengan jumlah 8 kelopak ini juga ternyata memiliki makna nih sobat! Makna kelopak-kelopak tersebut merujuk pada elemen penting kehidupan yang mencirikan nasihat Hasto Broto meliputi: bulan,bintang, mega (awan), tirta (air), kismo ( tanah), samudra dan maruto (angin). 

Hasto Broto ini diharapkan dapat diingat oleh semua penikmat kembang waru untuk selalu mengambil hikmah di setiap kehidupan, bersyukur kepada sang maha kuasa dan mengingat nasihat baik para leluhur. 

Siapa sangka kembang waru ini dibandrol dengan harga bersahabat yakni 2000 rupiah. Jadi, siapa nih sobat kompasiana yang nggak sabar menikmati roti kembang waru ini?

2. Kipo

Camilan yang tak kalah nikmatnya yang disantap sambil menikmati keindahan Kotagede ini tak lain Kue Kipo. Kue yang berukuran mungil berwarna hijau ini ternyata memiliki nilai sejarah unik lho! Kudapan legendaris ini awal mula ditemukan sejak jaman kerajaan mataram kuno dan mataram islam yang sempat menghilang seiring runtuhnya kerajaan tersebut. Hingga pada akhirnya mulai diperkenalkan lagi oleh Pijem Djito Suhardjo yang memproduksi kipo. 

Nama kipo sendiri diketahui bahwa pada jaman dahulu ketika kudapan ini disajikan di acara perayaan, orang-orang banya yang menanyakan "Iki opo?" atau "Ini apa?" sehingga muncullah nama "Kipo" sebagai label kudapan khas Kota Pelajar ini. Kudapan panggang yang terbuat dari tepung beras dan tepung ketan dengan isi gula jawa yang manis serta parutan kelapa yang gurih membuat semua orang tak ingin berhenti menikmati. 

Kue kipo ini memang sudah sedikit sulit dijumpai sobat. Salah satu yang masih memproduksi kipo yakni di Kios Bu Djito di Jalan Mondorakan Nomor 27 Kotagede. Wah menarik bukan bisa membeli kipo di sini cukup dengan harga Rp2.000, untuk isi per pack 3 kipo yang murahnya bukan main! Masukin ke list to eat kamu ya!

3. Sate Klatak

Halo sobat kuliner, lagi main -- main ke Yogyakarta? Tapi bingung mau cobain kuliner apa? Pas banget nih, kita mau saranin salah satu kuliner lokal khas Yogyakarta yaitu Sate Klatak. Sate yang berbahan dasar kambing ini berbeda dengan sate kambing lainnya. Karena, diolah tidak menggunakan bumbu kecap atau kacang melainkan hanya dibumbui dengan garam.

Selain itu, penyajian yang menggunakan tusuk sate berbahan besi jeruji ini membuat Sate Klatak menjadi unik dan dipercaya dengan menggunakan jeruji dapat menghantarkan panas kedalam daging sehingga dapat matang dengan sempurna.

Usut punya usut, nama klatak sendiri dipercaya karena dulunya sang pencipta berjualan dibawah pohon melinjo. Dan banyak masyarakat yang meyakini nama klatak sendiri merupakan nama buah melinjo. Namun, banyak masyarakat yang juga percaya nama klatak diambil dari suara daging kambing yang dibakar.

Karena keunikan dan rasa yang tentunya lezat, sate klatak sendiri dibanderol dengan harga Rp 25.000,- untuk 2 tusuk sate yang didampingi kuah gulai. Sate klatak sendiri banyak ditemui di sepanjang Jalan Imogiri, Kab. Bantul, Yogyakarta.

4. Nasi Tiwul

Siapa yang tidak tahu Nasi Tiwul? Makanan khas dari salah satu kabupaten di Yogyakarta ini menjadi menarik dan cocok banget buat sobat kuliner coba disaat sobat kuliner sedang menghindari mengkonsumsi nasi. Tiwul sendiri sebenarnya adalah makanan pokok pengganti nasi beras yang saat ini masih menjadi makanan sehari -- hari masyarakat Gunungkidul. Lalu bagaimana Nasi Tiwul bisa menjadi konsumsi masyarakat saat ini?

Nasi Tiwul sendiri merupakan makanan yang berbahan dasar singkong dan menjadi pengganti nasi putih ketika era penjajahan Jepang sekitar tahun 1960-an dimana masyarakat lokal tidak dapat membeli beras saat itu. Tiwul sendiri juga menjadi suatu ciri khas bagi masyrakat yang berada di daerah tandus. Karena, ketika musim kemarau berkepanjangan tiba Tiwul menjadi salah satunya cara masyarakat untuk bertahan diri.

Saat ini, Nasi Tiwul digunakan lebih kepada makanan ringan (camilan) yang biasanya juga disajikan dengan parutan kelapa dan siraman gula merah. Seiring berjalannya waktu, Nasi Tiwul digunakan berbagai desa wisata sebagai welcoming snack untuk menyambut wisatawan yang datang ke suatu daya tarik wisata.

5. Gatot Gunung Gidul

Gatot merupakan makanan tradisional asli gunung kidul, yang biasanya dimakan dengan sayuran sebagai pengganti nasi. Makanan ini menjadi makan yang sangat di favorit masyarakat Gunungkidul karena rasanya manis, lezat, dan gurih.

Gatot merupakan produk ala wong cilik yang dengan mudah Anda jumpai di seantero Jogja. Tetapi aslinya hidangan ini berasal dari Gunung Kidul. Gatot dibuat dari sisa bahan tiwul yang tidak terproses dengan baik. Ketimbang dibuang percuma, oleh rakyat sekitat dibuat menjadi Gatot.

Gatot merupakan produk ala wong cilik yang dengan mudah Anda jumpai di seantero Jogja. Tetapi aslinya hidangan ini berasal dari Gunung Kidul. Gatot dibuat dari sisa bahan tiwul yang tidak terproses dengan baik. Ketimbang dibuang percuma, oleh rakyat sekitat dibuat menjadi Gatot.

 6. Wedang Uwuh

Wedang identik dengan minuman hangat yang salah satu komposisinya menggunakan jahe, sama halnya dengan wedah uwuh. Pada wedang uwuh pun juga digunakan tanaman herbal bernama jahe. Selain jahe, ditambahkan pula kayu secang, cengkeh, kayu manis, pala, serai, kapulaga, dan gula batu atau gula pasir.

Asal mula wedang uwuh berasal dari kisah Sultan Agung yang merupakan Raja Mataram di Yogyakarta. Suatu hari Sultan Agung bersama beberapa pengawalnya sedang mencari tempat untuk dijadikan sebagai pemakaman keluarga raja. Beberapa tempat telah mereka kelilingi, hingga akhirnya Bukit Merak Imogiri yang terletak di Bantul terpilih menjadi tempat yang paling cocok.

Ia kemudian mengamati bahan-bahan yang ada pada wadah tersebut dan meraciknya pada malam selanjutnya. Hingga akhirnya minuman itu menjadi favorit di lidah sang raja dan masyarakat Yogyakarta. Mereka pun pada akhirnya menamakan minuman itu dengan sebutan "Wedang uwuh".

7. Yangko

Yangko merupakan makanan khas Yogya yang berbahan dasar tepung ketan. Teksturnya lembut dan kenyal. Kalian pasti tau mochi jepang kan?. Nah yangko nih mirip banget sama mochi, hanya saja teksturnya lebih padat dibanding mochi.

Makanan ini udah diwariskan turun temurun dari tahun 1921 dan yang pertama kali membuat adalah Mbah Ireng kemudian di kembangkan dan mulai dikenal masyarakat pada tahun 1939.

Pada awalnya yangko hanya terbuat dengan rasa kacang dan gula, tetapi seiring dikenal nya makanan ini dimasyarakat, rasanya menjadi sangat bervariatif seperti rasa strawberry, durian, nanas dan varian rasa lainya.

For your information,  makanan ini sudah ada sejak jaman kerajaan Mataram Islam. Dan saat itu Kota Gede yang merupakan asal dari makanan ini diciptakan merupakan ibu kota kerajaan Mataram Islam. Fun fact nya, Yangko ini sering dijadikan bekal selama berperang oleh Pangeran Diponegoro loh guys. Dan bukan hanya Pangeran Diponegoro saja, tapi para bangsawan dan priayi juga sering menyantap yangko loh guys.

8. Lethek/Letheg

Dalam Bahasa jawa, "lethek/letheg" memiliki arti kotor atau kusam. Hal ini merujuk pada penampilan dan warna mie yang keabuan dan kusam.  Jadi hati hati kalo makan mie letheg, nanti ketukar mana makanan mana mukamu, hehe.
Menurut keterangan yang ada, perusahaan mie lethek pertama kali dibuat pada tahun 1920-an oleh Umar dari Yahman Timur Tengah. hal ini bermula dari keprihatinanya saat melihat kebutuhan rakyat akan pangan yang tinggi. 

Akhirnya ia mendirikan pabrik yang berbentuk rumah dari kayu jati. Pabrik ini terus diturunkan dan memicu dibangunnya pabrik mie lethek lainnya.
Mie lethek atau letheg berbahan dasar tepung tapioka dan singkong kering yang disebut oleh orang Bantul "gaplek". Mie ini sangat unik karena dibuat dengan bantuan tenaga sapi! Iyaa sapii!. Jadi sapi ini bertugas untuk menggiling dan meratakan adonan.

Lalu oven yang digunakan juga masih tradisional dengan bahan bakar kayu bakar. Dan proses pengeringannya juga masih memanfaatkan panas sinar matahari.
kalian bisa mencicipinya dengan berbagai macam olahan yang dibuat dengan mie letheg ini loh, jadi gahanya dengan satu rasa masakan aja.  Penasaran ga si sama rasa mie letheg yang kusam ini?

Nahhh bikin ngiler semua kan guyss makanan nya, gak kalah menarik bukan dengan makanan Fast Food... Yuk masukin ke List Eat kamu ketika datang ke Yogyakarta....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun