Mohon tunggu...
Hana Atikah Irbah
Hana Atikah Irbah Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat

Blog

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu Esensi Wujud dan Ketuhanan Menurut Ibnu Sina

16 Juni 2022   01:27 Diperbarui: 16 Juni 2022   02:01 2713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Oleh karena itu, perempuan tidak dapat terpisah dari topeng tersebut, topeng tersebut memberi kecantikan padanya. Ini juga ada hubungannya dengan Tuhan sebagai puncak makhluk. 

Ketika Ibnu Sina mendefinisikan Tuhan sebagai puncak makhluk, maka Tuhan pula merupakan puncak rupa depan yang memberi nikmat. Dalam artian, meskipun perempuan tadi merasa tidak cantik, dalam sudut pandang Tuhan sebagai pencipta, semua sama. 

Semua baik, semua tidak ada yang membedakan di mata-Nya secara rupa depan. Kita harus mengenal Tuhan sebagai wakil sebab. Nafsu adalah sebab akhir dari makhluk yang mencoba memperoleh kesempurnaan dan kebaikan. Rasa ketidakpuasan dan judgement dari masyarat sekitar juga bisa menjadi alasan mengapa ia harus melakukan banyak cara agar dapat dilihat “baik” dalam pandangan sesama makhluk. Bukan Sang Pencipta.

 Undang alam semesta adalah sebaik–baik undang makhluk, dan dunia kita adalah sebaik–baik alam yang dapat difahamkan oleh otak manusia.

 Untuk membuktikan bahwa Tuhan Maha Mengetahui, Ibnu Sina pernah menghadapi tiga buah pernyataan yang berlawanan, yaitu :

 a. Tentang pendirian filsafat Aristoteles yang mengatakan bahwa Tuhan berada diluar alam.

 b. Tesis Al-Qur’an yang mengatakan : “Tuhan adalah Maha Tahu akan segala yang tidak terlihat. Tidak ada sebutir atom atau lebih kecil dari itu atau lebih besar di langit dan di bumi yang tersembunyi kepada-Nya, itulah seterang–terangnya bukti” (Surat 34/4)

 c. Tentang pendapat Plato dan Neoplatenis, yang mengatakan bahwa Tuhan adalah prinsip pertama, Yang Esa dan Dia jauh dari apa yang dapat disifatkan oleh pengetahuan , sebab dengan meletakkan kepada Tuhan pengetahuan. Dia mempunyai sifat yang rangkap yaitu tahu dan pengetahuan.

 Dalam An-Najat, salah satu karya Ibnu Sina berkata bahwa : “Kebenaran pertama, jika ia tahu dirinya sendiri, dia tahu bahwa Dia adalah dasar pertama dari makhluk dan segala sesuatu yang keluar daripada-Nya”. Putusan paham Ibnu Sina diberikannya, bahwa ilmu Tuhan tentang kekhususan adalah didasarkan pada pokok pelajaran sebab musabab. Segala sesuatu berkehendak kepada hubungan sebab dan akibat.

 

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun