Pun juga di masa ini bertepatan dengan Dark Ages untuk bangsa romawi karena pemikirannya didoktrin oleh masuknya agama Kristen. Salah satu tokoh filsuf islam yang berperan penting ini adalah Ibnu Sina, atau orang barat menyebutnya sebagai Avicenna.Â
Artikel ini dibuat semata-mata penulis ingin berbagi dan berdiskusi tentang teori akan eksistensi dan ketuhanan yang telah dikaji oleh Ibnu Sina. Penulis masih jauh dari kata sempurna dalam memahami keseluruhan materi, jadi jikapun ada salah kata, mohon sekiranya dimaafkan.
Pendahuluan
Filsafat memiliki banyak manfaat dalam berbagai bidang keilmuan, apalagi di Dunia Islam. Filsafat pertama kali masuk dalam ranah keislaman dipioneri oleh Al-Kindi. Namun Al-Kindi menjadikan filsafat sebagai komparasi keagamaan, seperti halnya Al-Ghazali. Namun bukan berarti semua kajian yang dilakukan olehÂ
Al-Kindi hanya berpaku pada hal metafisik, malah bahkan Al-Kindi sendiri mengatakan bahwasannya filsafat hanyalah ilmu yang dapat dikaji melalui apa yang mampu dicapai oleh akal manusia, maka dari itu, menurutnya filsafat memiliki keterbatasan dan juga tidak dapat mengatasi hal-hal metafisik seperti surga, neraka, dan lainnya.Â
Namun tidak dengan Ibnu Sina. Kalau Al-Kindi seorang Arab dan Al-Farabi seorang Turki, maka Ibnu Sina adalah orang Persia. Semuanya itu menunjukkan corak universal peradaban Islam. Hal itu dimungkinkan oleh agama yang melandasi filsafat itu sendiri, Islam, dan berkat bahasanya, yaitu bahasa Arab.
Beliau bahkan mengkaji beberapa hal yang bersangkutan dengan metafisik melalui filsafat. Tepatnya pada masa puncak dari tradisi Helenisme, yaitu artikulturasi dari pemikiran parafilosofi Islam yang kental akan research filsafat, namun dengan peneitian-penelitian yang dilakukan Ibnu Sina itu,Â
mulailah ilmu keintelektualan mendapat sorotan, bukan hanya dari ilmuwan arab, melainkan hingga ke pelosok negeri. Didukung dengan beberapa buku Yunani yang ia terjemahkan kedalam bahasa Arab. Dengan kecerdasan Ibnu Sina dengan menemukan penemuan baru dibidang metafisik maupun fisik, beliau membawa Islam semakin dikenal baik oleh masyarakat barat pada masa itu, pun juga masa keemasan Islam diakui oleh seluruh umat.
Biografi Ibnu Sina
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali al-Husein ibn Abdullah ibnal-Hassan ibn Ali ibn Sina. Anak kedua dari tiga bersaudara. Ia dilahirkan di desa Afsyanah, dekat Bukhara, Transoxiana (persia utara) pada 370 H (8-980 M). Ayahnya berasal dari kota Balakh kemudian pindah ke Bukhara pada masa raja Nuh ibn Manshur dan diangkat oleh raja sebagai penguasa di Kharmaitsan, satu wilayah dari kota Bukhara.Â
Di kota ini, ayahnya menikahi Sattarah dan mendapat tiga orang anak, Ali, Husein (ibn Sina), dan Muhammad. Diumur yang masih 10 tahun, ia diberi kecerdasan yang lain dari anak-anak seumurannya. Beliau mampu menghafal al-Qur’an.Â