Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Evanesce

13 Oktober 2014   15:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:13 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ada dua quotes yang aku suka. Pada halaman sembilan dan dua puluh empat.”Tawa Jong Woon terhenti seketika.Dan, saat itu So Hwan sedang menatapnya dengan pandangan serius.

“Coba buka halaman tujuh belas,” perintah sang pemberi buku.Karenanya, buku itu terbuka kembali siang hari ini. Setelah menemukan halaman yang ia maksud tadi, sang lawan bicara membacakannya dengan suara yang cukup keras.

“Kesedihan yang mendalam bukan karena seseorang memikirkan masa lalunya, tetapi karena seseorang memaknai masa lalunya.”Tak ada perbincangan setelah itu.Semacam kebodohan kini hadir pada diri gadis yang baru saja mengeluarkan suaranya. Benar,ia tak memikirkan masa lalunya. Tapi, ketika ada hal yang membuatnya sedih, ia selalu menghubungkan dengan masa lalunya.

Masa lalunya yang indah dengan lelaki itu teringat lagi ketika ia merasa kesepian. Pun saat ia merindukan sosok ibu yang selalu menyayanginya. Ia terlalu larut dalam kesedihan barunya—sehingga ia mengorek-orek masa lalu dan menyalahkan keadaannya sekarang. Begitu seterusnya yang terjadi pada hari-harinya.Harinya yang selalu merasa sedih.

“Kau bilang, kau suka quotes pada halaman sembilan dan dua puluh empat? Biar ku tebak, sembilan adalah tanggal lahir Kyu Hyun, kan?”Jong Woon memasang wajah penuh intimidasi.

So Hwan mengangkat wajahnya.“Kali ini kau bisa menjawabnya sebelum aku menjawab.”

Jong Woon meletakkan tangan kanannya di pundak So Hwan dan menatapnya intens.“So, coba rasakan kebahagiaan yang ada di sekitarmu.Bukankah kau memiliki banyak teman?Kenapa kau memilih menyendiri?Apa karena kau takut melupakan Kyu Hyun? Dengan begitu, kau tak akan bisa merasakan sosoknya lagi?”

“Tidak, bukan begitu.Bahkan aku berusaha untuk tidak memikirkannya.Jika aku berada di antara teman-temanku yang menyemangatiku, aku merasa… masa lalu itu membayangiku.Ya, dulu Kyu Hyun memang selalu menyemangatiku.”So Hwan menundukkan pandangannya kembali.Tangannya pun merasakan adanya tarikan yang mengajaknya untuk terduduk di kursi kayu panjang bercat kuning.

“Apa hal yang kau sukai?”Jong Woon memulai perbincangan lagi.

“Pagi hari.Udaranya sangat sejuk.”

Jong Woon bergumam. “Besok hari minggu, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke tamanDadohae Haesang? Bangunlah pagi, tepat jam setengah enam, aku akan menjemputmu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun