"Adikmu sedang tidur, Chiara. Ia ditemukan selamat dan dibawa kesini. Jadi kamu tidak usah khawatir. Istirahatlah, kakimu sakit tertimpa tiang roboh yang diterjang gelombang. Disini aman, sayang", lembut tutur kata ibunya membuat hati Chiara tenang.
Chiara meraba paha kirinya yang sakit. Ia berusaha melihat kaki yang dirasanya begitu nyeri. Tampak pahanya biru lebam. Ia mencoba menggerakkan kakinya. Namun tak banyak yang ia lakukan dengan kakinya yang terasa sakit. Sejurus kemudian ia memandang sekeliling tempat pengungsian.
Ketika matahari mulai menerangi kampung itu, air belum juga surut. Pemandangan mengerikan segera terhampar. Kampung di pulau itu luluh lantak. Bangunan-bangunan nyaris habis tak bersisa. Mayat-mayat bergelimpangan, berbaur dengan benda-benda yang terseret air semalam. Chiara merasakan ada yang nyeri, bahkan lebih nyeri dari sakit paha kirinya.
Probolinggo - Jakarta, 18 Maret 2011
#044 Duet Baik-baik
![13004497661385084092](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/5576fd350423bdb1268b4568.jpeg?t=o&v=555)
![13004498331880817964](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/5576fd360423bdb1268b4569.jpeg?t=o&v=555)
- Admin Kompasiana ;
- Para Inisiator Festival Fiksi Kolaborasi atas kesempatan yang diberikan kepada kami;
- Sahabat kami Agung Hariyadi, atas usulan tema yang kami angkat;
- Semua Kompasianer yang terus menyemangati kami berdua.
NIKMATI SAJIAN PENULIS LAIN DI AJANG FFK DI: KampungFiksi@Kompasiana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI