Mohon tunggu...
Dr Hamzah M.Si
Dr Hamzah M.Si Mohon Tunggu... Dosen - Dosen departemen SKPM FEMA IPB University

Saat ini aktif menjadi dosen di Departemen SKPM FEMA IPB University lalu diamanahkan menjadi Koordinator Pendidikan Agama Islam di IPB Univeristy dan sebagai Koordinator bidang dakwah ibadah dan sosial Masjid Alhurriyyah IPB University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika Bekerja dalam Perspektif Ajaran Islam

23 Oktober 2023   20:24 Diperbarui: 23 Oktober 2023   21:07 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan 

Bersyukur kepada Allah SWT. atas fasilitas dan  potensi Alam yang yang diberikan Allah SWT, dengan cara memberdayakan diri dan orang lain, berusaha dan bekerja untuk kebaikan dunia dan akhirat. Kerja dan usaha tidak terlepas dari peran memakmurkan bumi Allah SWT. Peran manusia sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi. Sehingga lahir berbagai kemaslahatan dan terhindar dari fasad (kerusakan). Firman Allah: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya. (Al-A’raf: 56).

Indonesia merupakan Negeri Agraris, memiliki kondisi tanah yang bagus dan subur. Tak heran, banyak lahan-lahan di Indonesia yang dapat menumbuhkan berbagai jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk penghidupan. Koesplus dalam lagunya: “Bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu. Tiada badai, tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampiri dirimu. Orang bilang tanah kita tanah syurga, tongkat, kayu dan batu jadi tanaman”. Itulah sepenggal bait lagu kolam susu yang dinyanyikan oleh Koes Plus. Lagu ini dibuat pada tahun 1973. Lagu ini menggambarkan betapa kaya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, Sri Mulyani mengatakan bahwa seluruh total aset yang dimiliki Indonesia pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. 5.456 triliun. Tentu nilai yang cukup fantastis, untuk menyelesaikan berbagai masalah negeri ini, mengentaskan kemiskinan salah satunya.

Ternyata tradisi bercocok tanam atau bertani sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad SAW. Bahkan, bercocok tanam atau pertanian menjadi anjuran Nabi Muhammad SAW karena bernilai jariyah bagi pelakunya.  Dalam hadis riwayat al-Bukhari  dan Ahmad disebutkan, “Tidak lah seorang muslim yang berkebun dan bertani, lalu ada burung, manusia atau hewan yang memakan darinyaa, kecuali bernilai sedekah bagi muslim tersebut.” Sedangkan dalam Hadis lain riwayat Imam Ahmad menyebutkan, “Kalaupun kiamat datang, lalu di tangan seorang muslim tergenggam sebatang tunas tanaman, maka hendaklah ia menanamnya selagi sempat, karena demikian itu terhitung pahala baginya.” Penegasan Alquran dan amanat Nabi melalui hadisnya menunjukkan bahwa pertanian amat penting bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Kebutuhan atas makanan adalah hal yang primer yang tak terbantahkan.

 

Pembahasan 

Ukuran kemakmuran suatu bangsa dinilai atas pemenuhan terhadap kebutuhan dasar warganya, dan yang utama ialah pangan. Tidaklah suatu negara, bangsanya masih mengalami kelaparan atau kekurangan bahan makanan disebut Makmur, meskipun telah mencapai kemajuan dalam pembangunan di berbagai bidang. Inilah yang harusnya dijiwai oleh segenap Muslim, bahwa pertanian selain berdimensi duniawi ada jaminan berdampak ukhrawi, karena ada kemanfaatan yang bernilai jariyah dan terhitung pahala. 

Dikisahkan, para sahabat Nabi merupakan orang-orang yang sangat peduli dengan perihal bercocok tanam. Ditengah kesibukan para sahabat-sahabat Nabi seperti, Utsman bin Affan, Abu Darda, Abdurrahman bin Auf dan banyak sahabat lainnya, mereka masih menyempatkan waktu berkebun sebagaimana diriwayatkan dalam banyak atsar, salah satunya termaktub dalam al-Taratib al-Idariyyah karya Abdul Hayyi al-Kattani, suatu kali Abu Hurairah ditanya tentang integritas (muru’ah), beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berkebun.”

Ketika Islam datang konsepsi tentang pekerjaan menjaadi hal terpenting. Ajaran Islam mendorong ummatnya untuk bekerja, sebagaimana frman Allah dalam QS. At-Taubah: 105

 “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Ayat diatas menunjukan bahwa Etos kerja merupakan Akhlaqul Karimah, Ia merupakan inti utama dari ajaran Islam dan sikap keberagamaan. Muslim dan mukmin yang utama adalah yang paling baik akhlaqnya. Rasulullah SAW sebagai panutan dalam kehidupan, memiliki akhlaq yang terpuji. Firman Allah dalam QS. Al-Qalam [68] ayat 4:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun