Mohon tunggu...
Hamdi
Hamdi Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Sosial Budaya

Belajarlah dari kehidupan agar hidup kita berarti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Sosiologi, Sebuah Pengantar (Bagian 2 - Habis)

17 Agustus 2023   11:29 Diperbarui: 17 Agustus 2023   11:31 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

D. Objek Sosiologi

Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, objek sosiologi adalah masyarakat. Pusat perhatian sosiologi terhadap masyarakat yaitu pada aspek hubungan antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan atau interaksi di dalam masyarakat.

Beberapa definisi masyarakat menurut para ahli antara lain:

1. Mac Iver dan Page mengatakan bahwa masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.

2. Ralph Linton berpendapat bahwa masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.

3. Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

 E. Tujuan dan Kegunaan Sosiologi 

Adapun tujuan mempelajari sosiologi adalah meningkatkan kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Cara yang dilakukan adalah mengembangkan pengetahuan yang objektif mengenai gejala-gejala kemasyaraktan yang dapat dimanfaatkan secara efektif terhadap masalah-masalah sosial.

Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi berguna dalam hal:

1.Pembangunan

Kegunaan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembangunan. Pada tahap perencanaan pembangunan diperlukan data yang relatif lengkap tentang masyarakat yang akan dibangun. Data-data tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut: pola interaksi sosial, kelompok-kelompok sosial, kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai, lembaga-lembaga sosial, dan stratifikasi sosial.

Pada tahap pelaksanaan dilakukan identifikasi terhadap kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat. Penelitian dilakukan terhadap pola-pola kekuasaan dan wewenang yang ada dalam masyarakat, baik yang resmi maupun yang tidak resmi. Pada tahap pelaksanaan ini juga diadakan penelitian terhadap perubahan sosial. Dengan pengetahuan mengenai perubahan sosial yang telah terjadi, akan dapat diketahui apakah pembangunan berhasil atau kurang berhasil.

Segala hasil penelitian sosiologis yang telah dilakukan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan akan dapat digunakan sebagai bahan yang akan dinilai pada tahap penilaian (evaluasi). Pada tahap evaluasi dapat diadakan penilaian dengan menggunakan beberapa disiplin ilmu pengetahuan.

2.Penelitian

Hasil-hasil penelitian sosiologis dapat dimanfaatkan oleh ilmu-ilmu sosial lainnya.Hal ini disebabkan karena penelitian sosiologis memusatkan perhatiannya pada masyarakat, yang merupakan wadah kehidupan bersama yang meliputi aspek-aspek:

a. fisik;

b. biologis;

c. politis;

d. ekonomis;

e. sosial;

f. budaya;

g. kesehatan;

h. pertahanan keamanan; dan

i. hukum.

Tanpa dilaksanakan penelitian dan penyelidikan sosiologis tidak akan diperoleh perencanaan sosial yang efektif dan pemecahan masalah-masalah sosial dengan baik.

F. Tokoh-tokoh Perintis Sosiologi 

1. Auguste Comte (1798-1857)

Jika kita berbicara tentang sosiologi, pasti kita akan menyebut nama Ausguste Comte. Comte adalah ahli filsafat Prancis yang pertama kali memberi nama sosiologi (sociusdanlogos). Kemudian dia dikenal sebagai bapak sosiologi.

Salah satu sumbangan penting Comte bagi sosiologi adalah suatu filsafat yang mendorong perkembangan sosiologi. Pemikirannya dituangkan dalam bukunya:Course de Philosophie Positive(Filsafat Positif). Dalam buku ini Comte mengemukakan pandangannnya mengenai "hukum tiga tahap." Menurut Comte, sejarah manusia akan melewati tiga tahap yang mendaki; tahap teologi, tahap metafisika, dan tahap positif. Pada tahap pertama manusia mencoba menjelaskan gejala di sekitarnya dengan mengacu pada hal yang bersifat supranatural (adikodrati); pada tahap kedua manusia mengacu pada kekuatan metafisik atau abstrak; pada tahap ketiga (positif) penjelasan gejala alam maupun sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah (didasarkan pada hukum ilmiah).

Melalui metode positif tersebut, maka Comte dianggap sebagai perintis positivisme. Ciri metode positif Ialah bahwa objek yang dikaji harus berupa fakta, dankajian itu harus bermanfaat serta mengarah kepada kepastian dan kecermatan. Menurut Comte sarana yang dapat digunakan untuk melakukan kajian ialah (1) pengamatan, (2) perbandingan, (3) eksperimen, atau (4) metode historis.

Kontribusi penting lain dari Comte adalah pembagian sosiologi ke dalam dua bagian besar: statika sosial (social statics) dan dinamika sosial (social dynamics). Statika sosial merupakan kajian terhadap tatanan sosial, sedangkan dinamika sosial adalah kajian terhadap kemajuan dan perubahan sosial. Statika mewakili stabilitas, sedangkan dinamika mewakili perubahan.

2. Herbert Spencer (1820-1903)

Dalam bukunyayang berjudulThe Principles of Sociology, Spencer mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Ia juga menambahkan objek kajian lainnya, yaitu asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, lapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian, dan keindahan.

Sebagaimana juga dengan Comte, Spencer menganggap penting penelitian atas perkembangan masyarakat dan perbandingan antara masyarakat-masyarakat tersebut.

3. Karl Marx (1818-1883)

Sumbangan utama Marx terhadap sosiologi adalah teorinya tentang kelas, salah satunya terdapat pada tulisannya yang berjudulThe Communist Manifesto(Manifesto Komunis) yang dikerjakannya bersama Friedrich Engels. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx, perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas yang terdiri atas orang yang menguasai alat produksi (kaum borjuis) dan kelas yang terdiri atas orang tidak memiliki alat produksi (kaum proletar). Kaum borjuis, menurut Marx, yang mengeksploitasi kaum proletar.

Menurut Marx, pada suatu saat kaum proletar akan menyadari kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan memberontak. Dalam konflik yang kemudian berlangsung -- yang oleh Marx dinamakan perjuangan kelas -- kaum borjuis akan dikalahkan. Marx meramalkan bahwa kaum proletar kemudian akan mendirikan suatu masyarakat tanpa kelas (classless society).

4. Emile Durkheim (1838-1917)

Emile Durkheim adalah seorang ilmuwan Prancis yang sangat produktif. Karya utamanya, antara lainthe Division of Labor in Society, Rules of Sociological Method, Suicide, Moral Education, dan The Elementary Forms of the Religious Life.

Menurut Durkheim, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial. Dalam sebuah majalah sosiologi yang pertama, yaituL'annee Sociologique, dia mengklasifikasikanpembagian sosiologiatas tujuh seksi, yaitu:

a. sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusia;

b. sosiologi agama;

c. sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan, dan keluarga;

d. sosiologi tentang kejahatan;

e. sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja;

f. demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan;

g. dan sosiologi estetika.

Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat memerlukan sdolidaritas. Ia membedakan antara dua tipe utama solidaritas: solidaritas mekanik, dan solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan suatu tipe solidaritas yang didasarkan atas persamaan. Menurut Durkheim solidaritas mekanik dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana (ia menamakannya masyarakat "segmental"). Pada masyarakat seperti ini belum terdapat pembagian kerja yang berarti, apa yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat biasanya dapat dilakukan pula oleh orang lain. Dengan demikian tidak terdapat kesalingtergantungan antara kelompok berbeda.

Lambat laun pembagian kerja dalam masyarakat semakin berkembang sehingga solidaritas mekanik berubah menjadi solidaritas organik. Pada masyarakat seperti ini masing-masing anggota masyarakat tidak lagi dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri melainkan adanya kesalingtergantungan yang besar dengan orang atau kelompok lain. Solidaritas organik merupakan suatu system terpadu yang terdiri dari bagian yang saling tergantung seperti bagian suatu organisme biologi. Sedangkan solidaritas mekanik didasarkan pada hati nurani kolektif, maka solidaritas organik didasarkan pada hukum dan akal.

5. Max Weber (1864-1920)

Max Weber, seorang ilmuwan Jerman, dikenal memiliki kontribusi penting dalam hal pemikiran-pemikirannya dalam disiplin sosiologi. Salah satunya adalah kajian Weber mengenai konsep dasar sosiologi. Sosiologi, menurut Weber, adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial.

Tindakan sosial, menurut Weber, adalah suatu tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Tindakan sosial terbagi atas empat tipe atau kategori. Pertama,tindakan rasional instrumental yaitu tindakan yang memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai. Kedua, tindakan rasional berorientasi nilai adalah tindakan rasional yang memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu diperhitungkan. Ketiga, tindakan tradisional adalah tindakan yang dilakukan hanya karena kebiasaan atau tradisi yang berlangsung turun-temurun. Keempat, tindakan afektif yaitu tindakan yang sebagian besar dikuasai oleh perasaan atau emosi tanpa pertimbangan-pertimbangan akal.

Salah satu karya terkenal Weber lainnya adalah bukuThe Protestan Ethic and Spirit of Capitalism(Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme). Dalam buku ini ia mengemukakan tesisnya bahwa terdapat kaitan antara Etika Protestan dan munculnya Kapitalisme di Eropa Barat. Menurut Weber, muncul dan berkembangnya kapitalisme di Eropa Barat berlangsung secara bersamaan dengan perkembangan Sekte Kalvinisme dalam agama Protestan.

G. Metode-metode dalam Sosiologi 

Dalam sosiologi dikenal berbagai cara atau metode untuk mempelajari gejala sosial. Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sulit diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut nyata ada di masyarakat. Di dalam metode kualitatif terdapat metode historis dan metode komparatif. Metode historis menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa masa lalu untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya.

Bagian metode kualitatif lainnya adalah metode studi kasus (case study). Metode ini bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Studi kasus dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga maupun individu. Alat-alat yang digunakan oleh metode studi kasus seperti wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan (questionaires), daftar pertanyaan (schedules), teknik pengamat yang terlibat (participant observer technique).

Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala-skala, indeks, tabel, dan formula-formula yang semuanya menggunakan ilmu pasti atau matematika. Jenis metode yang termasuk ke dalam metode kuantitatif adalah metode statistik yang bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara sistematis.

Selain metode-metode di atas, terdapat metodeinduktifyang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku secara umum. Ada juga metodededuktif, yaitu yang memulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus. Lalu, ada metoderasionalistisyang mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah sosial.

Akhirnya, sosiologi juga sering menggunakan metode fungsionalisme. Metode fungsionalisme bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode ini berprinsip bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal-balik yang saling memengaruhi dan masing-masing mempunyai fungsi tersendiri terhadap masyarakat.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun