Perselisihan antara anggota keluarga memang tidak mengenakkan. Tapi yang namanya manusia, meskipun dari orang tua yang sama, namun bukan berarti mempunyai pemikiran yang sama juga.
Secara pribadi, saya bisa memahami permasalahan Yudha, karena saya berposisi sama dalam keluarga. Sebagai anak bungsu. Dan konotasi anak bungsu kebanyakan selalu jelek: manja, tergantung pada orang tua, tidak punya kemampuan apa-apa, dan seabrek hal negatif lainnya.
Paradigma seperti ini sudah seharusnya tidak membudaya, dan harus terhapus dari muka bumi.Â
Memang, adanya "penengah" diperlukan untuk meleraikan pertikaian dua pihak, merumuskan persoalan yang ada, dan memberikan solusi demi memecahkan masalah tersebut.
Mengacu pada pengertian "penengah" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "penengah" berarti:
1. n orang yang menengahi; pelerai; pemisah; pengantara; pendamai
2. n sesuatu (orang) yang di tengah sekali
Melihat kedua pengertian dari "penengah" tersebut, terlihat secara terang-benderang bahwa "penengah" harus adil, tidak memihak salah satu sisi. Apabila sudah ada kecenderungan menyudutkan sisi yang lain, maka keputusan akhir pun tidak akan sesuai dengan asas kebenaran.
Menurut saya, dalam konteks kasus Yudha, kedua belah pihak sama-sama bersalah. Ini tidak bisa disamakan dengan kasus kriminal yang menyebabkan terbangnya nyawa seseorang atau kasus penipuan ratusan juta rupiah atau perampokan bersenjata, dan yang sejenisnya. Ini persoalan keluarga yang, tentu saja, menyangkut komunikasi yang buruk dan ego tinggi dari kedua belah pihak.
Yudha bersalah karena dia tidak mengutarakan masalahnya mengenai krisis finansial yang dia derita dan bencinya dia pada aturan-aturan Eli yang diputuskan sepihak yang menyebabkan guncangan situasi di masa lalu yang berimbas pada masa kini yang tetap tidak berubah.
Eli juga bersalah, karena seharusnya sebagai kakak perempuan, saudara yang lebih tua, dia bisa memberikan contoh karakter yang baik, sabar, bisa memahami saudara-saudara yang lain, khususnya yang berlainan jenis alias jenis kelamin laki-laki, dan tidak merasa benar sendiri.