"Dek, kamu sekolah dimana?" saya langsung aja nanya. Heran saya, kok jam segini dia sudah di perpustakaan. Kan harusnya di sekolah!
"Di SMP Negeri ABC."
"Kelas berapa?"
"IX."
"Kok gak sekolah? Ini kan masih jam sekolah?"
"Kesiangan bangun tadi, jadi sekalian bolos sekolah aja."
Saya tersenyum sedikit, lalu saya tanya lagi, "Kalau boleh Om tahu, ayah dan ibu kerja apa?"
"Ayah gak kerja. Ibu jualan keliling dari pagi sampai siang."
Perbincangan pun berakhir karena saya harus segera menuntaskan rasa lapar dengan makan siang.
Beberapa hari kemudian, ada sedikit "pengetatan" aturan karena mungkin beberapa pegawai yang juga resah gelisah dengan kebisingan dan baru menyadari kalau anak-anak kecil tersebut dan juga beberapa remaja tanggung memanfaatkan komputer-komputer di ruang multimedia untuk bermain gim daring. Bukan buat belajar. Dan mereka membuat "sedikit" keributan di ruang multimedia.
Ketidakkonsistenan pegawai pada berbagai acara perkenalan khusus perpustakaan kota Samarinda pada pengunjung baru, dalam hal ini siswa-siswi SD dan SMP (sejauh pengamatan saya) membuktikan hal itu.