Ali, menelurkan beberapa kursus online seputar mendapat cuan berlimpah melalui digital marketing (dibaca: facebook ads). Yah, Ali sangat piawai mempermainkan emosi siapa saja yang melihat iklannya yang bertebaran dengan semarak di media sosial.
Dan dua kata "Biar Cepat" menjadi daya tarik bagi siapa saja yang ingin cepat menghasilkan (dibaca: cepat kaya) di dunia daring.
"Kita pakai facebook ads. Biar cepat," kata Ali, setelah menyudahi intro di Zoom presentasi
Intinya, Ali menjual produk digital berupa video zoom pembelajaran dengan sistem affiliate.
Dan biar cepat menghasilkan, lagi-lagi, facebook ads menjadi andalan. Mempromosikan video zoom pembelajaran mencari cuan di bidang digital marketing. Ali hanya mengajarkan promosi lewat facebook ads.
E-course demi e-course dihasilkan oleh Ali, tapi menurut saya, tidak ada yang menghasilkan bagi saya. Ali pun tidak maksimal dalam membimbing. Terkesan dia hanya membuat video tutorial yang itu-itu aja lalu ya udah. Gak ada kelanjutan lagi.
Bagaimana dengan warganet?Â
Tentu saja, dari berbagai pengalaman mengikuti kursus daring, saya menarik pelajaran berharga perihal kehati-hatian dalam tindakan sebelum membeli kursus online.
Dalam hal ini, saya menyimpulkan 5 (lima) langkah taktis dalam mempertimbangkan pembelian kursus daring. Selain sebagai upaya mengingatkan diri sendiri supaya tidak gerasa-gerusu mengandalkan emosi dalam menetapkan keputusan untuk membeli, namun kiranya juga bisa menjadi tolok ukur bagi setiap insan sebelum mengambil keputusan membeli produk digital yang terlihat sangat "menggoda" dari penampakan iklan kursus yang begitu heboh menawarkan jalan cepat kaya lewat jalan yang "sederhana" (apakah memang "sederhana" dalam kenyataaannya?).
Lima langkah taktis itu adalah:
1. Lihat rekam jejak sang pembuat kursus daring
Rekam jejak atau track record seseorang menggambarkan siapa dirinya yang sebenarnya.
Ketiadaan rekam jejak membuat warganet meragukan kompetensi sang pembuat kursus daring.