Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Biar Cepat

25 September 2024   13:02 Diperbarui: 25 September 2024   13:09 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Citra anak muda yang sukses karena berjualan aksesoris gadget sungguh membuat saya tertarik untuk mengikuti jejaknya.

Dia menawarkan sistem reseller dengan aturan dropship dimana para penjual tidak perlu stok barang. Ibarat makelar yang mempromosikan produk dengan modal foto doang. Setelah mendapat pelanggan, penjual (dalam hal ini disebut dropshipper) akan mengkonfirmasi pesanan ke supplier, dan pada akhirnya supplier mengirim produk ke pembeli.

Kurikulum belajar online-nya pun cukup baik, meskipun saya mendapatkan kesan kalau R menjadikan para dropshipper sebagai 'kelinci percobaan'. Materi belajar yang selalu berganti dan tidak konsisten menjadi indikator tidak jelasnya resep sukses R dalam berbisnis online.

Konsep bisnis Pre-order dimana bergerak di ranah custom case dan aksesoris HP semisal tongsis, powerbank custom, flashdisk custom, dan yang lainnya, meskipun pada akhirnya lini produk unggulan hanya berpusat pada custom case, custom t-shirt, powerbank custom, flashdisk custom, dan photobook.

Sempat ada pembelian pada sekitar dua tahunan, namun setelah itu ada sedikit "perubahan" yang signifikan.

Perubahan pertama menyangkut ketersediaan stok casing hp yang sangat minim, menimbang ketiadaan stok casing hp tipe lama dan juga tidak tersedia stok casing hp keluaran terbaru. HP selalu "terbit" setiap waktu. Sepertinya sebagai supplier, R kelimpungan dengan kondisi 'banyak permintaan' tapi tidak bisa memenuhi karena minimnya stok casing yang dipesan.

Perubahan kedua, Kurikulum yang selalu berubah dalam hitungan bulan. Tidak konsisten dengan program membuat jengkel. Sebagai contoh, awalnya program mencanangkan posting foto produk di media sosial yaitu facebook dan instagram.

Setelah memposting foto produk di facebook dan instagram, baru menyusul posting ke marketplace, seperti Tokopedia dan Bukalapak di saat itu.

Biasanya, para mentor bertanya kepada kami setiap awal minggu yaitu setiap senin pagi tentang tugas-tugas dari kursus online yang kami harus lakukan.

Minggu lalunya posting di media sosial yaitu facebook dan instagram. Tugas di marketplace masih beberapa langkah sesudahnya.

Namun, pada minggu berikut, kurikulum berubah drastis. Marketplace mendahului media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun