Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Didikan "Senyap" Ayah dan Ibu untuk Mencintai Buku

21 Oktober 2022   19:00 Diperbarui: 22 Oktober 2022   02:25 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Shutterstock via KOMPAS.COM)

Koleksi buku sangat beraneka. Itu karena ayah dan ibu tidak melarang kami untuk membaca buku-buku selain buku pelajaran. Novel, buku cerita, kumpulan cerpen, adalah juga termasuk salah tiga di antara jajaran buku di rak. 

Dan uniknya, saat kami sekeluarga mengunjungi pusat perbelanjaan, toko buku adalah tempat favorit yang kami masuki setelah restoran. 

Ayah dan Ibu selalu mengabulkan kalau kami, anak-anak mereka, ingin membeli buku incaran. Berbeda kalau minta dibelikan mainan, pasti banyak pertimbangan.

Masukan untuk para orangtua

Bagaimana dengan para orangtua, ayah dan ibu zaman now ?

Dari berbagai pengalaman menghadapi para orangtua peserta didik, saya mendapatkan fakta tentang ketidaksukaan putra-putri mereka dalam membaca buku.

Belajar dari pengalaman masa tumbuh kembang saya, ada 3 (tiga) masukan untuk para ayah dan ibu zaman now yang ingin saya sampaikan supaya anak-anak mereka gemar membaca buku.

1. Sediakan buku secara berlimpah di rumah

Melihat buku berlimpah di rumah-rumah peserta didik? Selama 20 tahun lebih saya mengajar dan mengunjungi bberapa rumah orangtua peserta didik, sayangnya, saya tidak menemukan satu pun keluarga yang mempunyai banyak buku di rumah.

Yang ada hanyalah buku-buku sekolah anak-anak mereka. Itu pun buku pinjaman dari sekolah, bukan beli sendiri. Kalau pun beli, apabila anak naik kelas, buku-buku tersebut kebanyakan langsung diberikan ke orang lain.

Bagaimana generasi zaman now bisa mempunyai minat membaca buku yang tinggi kalau buku-buku bacaan saja tidak tersedia di rumah? Bagaimana putra-putri mempunyai kecintaan akan literasi kalau yang melimpah di rumah malah teve yang bercokol arogan di setiap kamar tidur dan smartphone yang seakan lengket dalam genggaman?

Saya beruntung berada dalam keluarga yang suka membaca dan itu dimulai dari ayah dan ibu yang menyediakan berbagai buku bacaan yang melimpah di rumah.

Bagaimana dengan rumah yang minimalis alias terbatas dari segi ruangan? Mungkin ada yang berpikiran  seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun