Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Supervisi Sudah Direkayasa

6 Februari 2021   21:19 Diperbarui: 6 Februari 2021   21:27 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari awal jam 08.00 WITA sampai selesainya pada pukul 09.30 WITA, kurang lebih sama dengan supervisi yang Bu Lidya hadapi di bulan Oktober 2020.

Pertama, Persiapan yang berlebihan sebelum supervisi. Padahal dalam keseharian, PJJ terkesan membosankan dan seperti layaknya kebanyakan bimbingan belajar (bimbel) yang hanya sekadar membahas soal-soal ujian nasional.

Kedua, Meminta anak untuk proaktif di dalam proses belajar mengajar, tapi pada kenyataan di supervisi (dan juga dalam PJJ sehari-hari), Bu Lidya yang mendominasi berbicara hampir 90 persen selama proses belajar mengajar. "Bosan, ibunya ngomong terus," begitulah Robert memberikan komentar saat saya menanyakan pendapatnya tentang PJJ lewat Zoom rasa supervisi tersebut.

Ketiga, Penyakit kembali lagi, Bu Lidya memberikan banyak PR, mengejar ketuntasan materi dengan penjelasan ala kadarnya tanpa kedalaman pemahaman materi dalam diri peserta didik, baik di saat supervisi maupun tidak.

Supervisi sebelum dan saat pandemi

Bagi saya secara pribadi, supervisi sebelum pandemi dan saat pandemi adalah sama saja di pemandangan saya. Cuma berbeda dalam hal ruang kelas saja.

Sebelum pandemi, supervisi dilakukan di ruang kelas nyata dengan murid-murid yang berada di hadapan, beserta kepala sekolah dan pengawas yang berada di belakang kelas atau di samping meja guru.

Sekarang, saat pandemi, ruang kelas Zoom menjadi primadona. Aplikasi "papan tulis virtual" menjadi satu-satunya media pembelajaran yang digunakan.

Berbeda hanya dari segi ruang kelas, tapi metode penilaian kompetensi dan supervisi guru kelihatan tetap sama. Tidak berubah.

Saran buat Kemendikbud

Sekiranya Kemendikbud membaca tulisan ini, perkenankan saya untuk memberikan saran tentang proses belajar mengajar, supervisi, beserta pernak-perniknya.

Ada tiga saran yang ingin saya berikan.

1. Pemerintah kiranya memberi pelatihan cara mengajar yang efektif di saat pandemi kepada para guru

Metode ceramah masih menjadi andalan dalam proses belajar mengajar di saat pandemi sampai hampir mendekati ulang tahunnya yang ke satu tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun