Kebanyakan program kurikulum kurang lebih sama di tiap kampus dengan jurusan yang sama. Jadi Anda bisa membandingkan beberapa program kurikulum dari beberapa kampus yang berbeda.
Kalau ada perbedaan yang sangat signifikan, itu patut dipertanyakan.
5. Proses bimbingan skripsi
Tak dipungkiri, minat baca dan tulis warga +62 yang sangat rendah mengakibatkan minimnya tingkat literasi dari jenjang dasar sampai perguruan tinggi.
Alasan klise kenapa lambat diwisuda adalah karena proses menulis skripsi yang lama tuntasnya.
"Susah nulis skripsi."
Yah, memang tidak bisa disalahkan kalau menulis skripsi sukar, karena sejak SD sampai SMA, kebanyakan dari kita tidak terbiasa untuk menulis karya tulis ilmiah. Yang ada malah menulis daftar riwayat hidup!
Kok bisa?
Saya heran waktu melihat salah satu bahan materi di pelajaran bahasa Indonesia dari murid SD yang menjadi murid les saya, Dodi (bukan nama sebenarnya), yang berstatus siswa kelas enam SD, di semester ganjil tahun 2020 lalu mendapat PR membuat daftar riwayat hidup untuk bekal melamar kerja kelak. Memang dia harus menulis daftar riwayat hidup ayah dan ibunya seperti yang disebutkan oleh soal yang tertulis di buku LKS.
Tapi melihat anak usia kelas enam SD menulis daftar riwayat hidup seakan mempersiapkan dirinya untuk mencari pekerjaan kelak, bukan untuk menciptakan lapangan kerja baru.
Oke, kembali ke masalah skripsi.Â
Selain alasan susah nulis skripsi, alasan sebenarnya yang sangat menjengkelkan adalah sukarnya menemui dosen pembimbing. Proses bimbingan skripsi menjadi rumit dan berbelit, karena kebanyakan dosen menempatkan para mahasiswa bimbingan dalam posisi "tidak boleh membantah" karena dosen lagi ada urusan mengajar di kota lain, ada mengisi kuliah umum di universitas Z, lagi studi banding, dan seabrek alasan lainnya.