Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Simak 7 Hal Ini Sebelum Anda Memilih Sekolah Swasta Terbaik untuk Ananda Tercinta

11 Desember 2020   20:49 Diperbarui: 12 Desember 2020   08:19 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sekolah.(Shutterstock via KOMPAS.COM)

Last, but not least, disebutkan terakhir bukan berarti kurang penting dibanding enam hal sebelumnya, malah sebaliknya. Guru adalah kunci utama dari sekolah unggul.

Ibarat pertandingan sepak bola, guru adalah striker, penyerang yang kewajibannya adalah mencetak gol kemenangan. Itu sejatinya, meskipun dalam pertandingan yang sebenarnya, bisa saja yang mencetak gol itu pemain tengah, bek atau malah penjaga gawang.

Namun dalam bidang pendidikan, mencapai tujuan gemilang, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, terletak pada eksekutor pelaksana tugas yaitu guru.

Bagaimana kompetensi guru di sekolah tujuan?

Bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas?

Bagaimana guru menyiasati strategi pembelajaran selama masa pandemi?

Apakah guru hanya menerapkan metode pengajaran dalam bentuk ceramah saja, lalu memberikan seabrek PR (lagi) di masa pandemi?

Beragam pertanyaan perlu dituangkan di atas kertas dan dikaji untuk mempertanyakan kualitas kompetensi guru di sekolah tujuan.

Jawaban tentu saja bisa diperoleh dari berbagai sumber, baik itu dari beberapa kenalan yang menyekolahkan putra-putri di sekolah tersebut, berbagai tulisan di dunia maya, dan lain sebagainya. 

Jangan sampai gegara terpesona dengan enam hal sebelumnya, akibatnya melalaikan poin guru inindan setelah putra-putri masuk ke sekolah tujuan, malah menyesal karena para guru ternyata malah menggunakan metode mengajar konvensional, terkesan djadoel, tak sesuai dengan uang yang harus dikeluarkan.

* * *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun