Dengan ini bapak titip video cara memainkan lagu sedih itu. Sudah bapak persiapkan jauh-jauh hari. Bambang membantu bapak merekamnya. Semoga kamu bisa memainkannya dengan baik. Mudah-mudahan kita bisa bertemu lagi ya.
Doni pun melanjutkan latihan. Berlatih memainkan lagu sedih tersebut dengan bantuan video Pak Han. Lagu yang sebenarnya tak pernah usai, karena Pak Han menciptakan lagu ini untuk istri dan dua anak lelakinya yang meninggal saat kecelakaan lalu lintas bersamanya dulu.
Lagu ini belum selesai, seperti yang Pak Han bilang di video. Makanya dia selalu menolak mengajarkan pada Doni. Namun, Pak Han kemudian sadar kalau lagu ini, meskipun belum usai tercipta, mungkin bisa memberikan inspirasi kepada orang lain seandainya Doni juga bisa memainkan lagu yang belum selesai ini.
Inspirasi bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga di muka bumi ini.
“Ingat keluargamu, Don. Ingat ayah dan ibumu. Kamu harus rajin belajar. Selesaikan kuliahmu dengan gemilang. Jika timbul rasa malas, mainkan lagu ini. Lagu ini mengingatkan bapak kalau hidup di bumi ini hanya sementara. Dengan memainkan lagu ini, bapak tetap berjuang, sambil menunggu saat bapak tiba.
"Mainkan lagu ini, sambil membayangkan ayah dan ibu. Niscaya, rajin akan muncul dan malas lenyap dari kamus kehidupanmu.”
Begitulah kata-kata penutup Pak Han di video.
P.S. Cerita pendek ini hanya rekaan belaka. Kalau ada kesamaan cerita dengan Anda, itu cuma kebetulan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H