Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Lagu yang Tak Pernah Usai

23 Agustus 2020   13:03 Diperbarui: 23 Agustus 2020   13:02 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sudah lama jadi pengamen, Pak?” tanya Doni, membuka pembicaraan.

“Yah, lumayan, Mas. Baru dua bulan,” kata bapak itu.

“Luar biasa sekali permainan gitar bapak. Saya salut,” Doni memuji.

“Ah, cuma begini permainan saya. Apanya yang bagus, Mas,” Bapak itu merendah. 

“Wah, bapak terlalu merendah. Untuk orang dengan kondisi, maaf, tidak bisa melihat, bapak sungguh luar biasa. Untuk orang dengan kondisi mata bisa melihat saja belum tentu bisa main sehebat bapak. Saya sendiri tidak bisa main gitar sebagus bapak, seperti yang bapak mainkan tadi,” kata Doni lagi.

“Mas bisa main gitar?” tanya bapak itu. Ada paras senang di wajah.

“Tidak terlalu, Pak. Cuma bisa memainkan lagu-lagu sederhana saja,” jawab Doni.

“Coba mainkan beberapa,” Bapak itu mengangsurkan gitar ke Doni. Doni menyambutnya. 

Doni pun memainkan sebuah lagu yang dia bisa, yaitu “Naik-naik ke puncak gunung”, lagu yang dia sudah kuasai waktu duduk di kelas satu SMA dulu.

“Wah, bagus sekali, Mas. Gitu kok bilangnya biasa-biasa aja mainnya," kata Bapak itu memuji.

Dari situlah awal mula keakraban Doni dan Pak Handoko. Doni sampai bela-belain datang ke kamar kos Pak Han, panggilan singkatnya, dengan tujuan sekadar ingin menyaksikan cara Pak Han bermain gitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun