Bu Santi : "Ya, kalau pemakaiannya bijak sih, saya tidak protes. Tapi kalau tumpul sedikit, langsung diraut, ya pensil cepat habis.Â
Bu Santi : "Seandainya papa mamanya gak ada lagi, gimana si Doni ya?" (sambil menerawang, memandang ke langit biru)
Paijo : "Saya doakan anak ibu, si Doni ada perubahan nanti. Supaya lebih menghargai uang, meskipun cuma lima ribu rupiah."
Bu Santi : "Amin. Makasih ya, Jo."
Paijo (melihat hapenya) : "Waduh hampir tengah hari. Oke, Bu. Saya lanjut. Maaf ya, Bu, kalau saya kepo."
Bu Santi : "Gak papa, Jo. Aku malah senang. Lega. Bisa bicara tentang anakku. Kamu bilang mau doakan aja, aku sudah senang. Jadi ada yang membantuku mendoakan supaya anakku berubah."
Paijo : "Saya pamit, Bu."
Bu Santi : "Iya, Jo. Hati-hati."
Babak Ketiga :Â
Setelah selesai dengan sampah rumah tangga warga, Paijo pun pulang ke "rumah"-nya. Sebuah kamar kos ukuran empat kali lima.
Sudah pukul tiga. Terlambat untuk makan siang. Tempe goreng seharga lima ribu dapat sepuluh potong. Tiga potong sudah dimakan untuk sarapan pagi. Sisa tujuh.Â