Di saat SMP dan SMA, "Surut" melanda.Â
Usaha Papa bangkrut. Satu demi satu aset disita oleh pihak bank, karena papa tidak bisa memenuhi kewajiban membayar kredit usaha.Â
Mengapa itu terjadi?Â
Mama tak sekalipun mengatakan kenapa itu terjadi. Mungkin beliau tidak ingin membuat anak-anaknya hilang fokus dalam belajar karena memikirkan masa depan yang akan dihadapi kemudian.
Waktu SMA, dimana kebanyakan orang mengatakan masa yang paling indah, bagi saya, itu masa yang paling kelam bagi saya pribadi.Â
Tiap naik kelas, pasti pindah rumah.Â
Tapi, yang paling kentara sekali adalah menu makan sehari-hari yang sangat drastis dibanding saat jaya sebelumnya.Â
Sebelumnya, ikan atau ayam adalah menu wajib harian, terutama ikan. Sayur bening atau sayur-sayuran lain dan buah-buahan pasti tersedia.Â
Namun, di saat "surut", menu tempe, tahu, dan mie instan menghiasi meja makan.Â
"Tetap bersyukur karena kita masih bisa makan. Banyak orang di luar sana tidak bisa makan karena tidak punya uang untuk membeli makanan," kata Mama saya tenang.Â
Kami tidak mengeluh, karena mama pun tidak mengeluh.