Program for International Student Assessment (PISA) pada 2015 juga menggambarkan rendahnya tingkat literasi rakyat Indonesia yang menyebutkan bahwa Indonesia menempati posisi 62 dari 70 negara yang diteliti (rujukan: bisnis.com).
2. Alasan Tidak Ada Waktu untuk Membaca
"Tidak ada waktu untuk membaca. Saya sibuk kerja."
Alasan ini memang lazim, tak bisa disalahkan dan sah-sah saja, namun bukan berarti bisa menjadi pembenaran untuk tidak membaca.
Solusi untuk Memecahkan Masalah Kurangnya Keterampilan Pemahaman Bacaan
1. Banyaklah Membaca Literatur Berbahasa Inggris
Sekarang kalau ada alasan harga buku (fisik) mahal sehingga tak bisa membeli dan membaca, tentu saja bukan alasan yang dapat diterima.
Kenapa tak dapat diterima? Karena membaca bukan hanya bisa didapat dari buku fisik, namun juga bisa dari buku elektronik (ebook); blog berbahasa Inggris, seperti the Jakarta Post dan Jakarta Globe; majalah; dan suratkabar berbahasa Inggris.
Apalagi dengan adanya gawai, semakin mempermudah untuk banyak membaca dimana saja dan kapan saja.
Daripada menggunakan gawai hanya untuk bermain game online dan menonton video alay di YouTube, kenapa tidak menggunakannya untuk banyak membaca, khususnya literatur berbahasa Inggris?
2. Sediakan Waktu Khusus untuk Membaca
Daripada hanya membaca 5 jam di hari Senin, lalu 6 hari berikut, dari hari Selasa sampai Minggu, tidak membaca sama sekali, lebih baik kalau mengatur waktu khusus untuk membaca setiap hari.
Tidak perlu muluk-muluk. 15 menit setiap hari di awal hari, tengah hari, atau sebelum tidur.
Dengan disiplin seperti ini, budaya membaca akan mengakar, dan keterampilan pemahaman bacaan akan meningkat karenanya.
Sebelum tidur di malam hari, saya biasanya membaca buku fisik dalam waktu 15 menit. Saya mendisiplin diri saya untuk membaca.