Atau mendeskripsikan gambar:
I like running. I usually run in the afternoon at 5 p.m. The weather is usually bright, not too hot anymore. I run in the specific place near my house.
Nah berlatih gitar saja bisa sendiri. Berlatih berbicara dalam bahasa Inggris juga bisa sendiri.
Saya sudah membuktikannya.
3. The Skill of Reading Comprehension (Keterampilan Pemahaman Bacaan)
"Teks bacaannya panjang-panjang. Tema-temanya juga sukar, mulai dari teknologi sampai ekonomi."
"Aku gak ngerti maksud bacaannya."
"Soal-soalnya panjang-panjang kalimatnya. PIlihan gandanya juga sepertinya benar semua."
Ini beberapa komentar dari sekian banyak mahasiswa yang selesai mengikuti TOEFL. Anehnya, justru yang banyak mengeluh adalah mahasiswa-mahasiswi FKIP prodi Pendidikan bahasa Inggris jenjang strata satu. Memang tidak semua berkomentar seperti di atas, namun kebanyakan berpendapat bahwa keterampilan reading comprehension ini sukar.
Menurut saya, ada dua alasan kenapa tidak menguasai keterampilan ini.
1. Malas Membaca
Di Indonesia, budaya membaca memang kalah dibanding budaya lisan dan menonton tv. Tak heran jika peringkat literasi Indonesia berdasarkan World's Most Literate Nations yang dikeluarkan oleh Central Connecticut State University (CCSU) menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara yang diriset.