Bertahun-tahun atau berpuluh tahun mengajar terkadang membuat lupa diri. Kebanyakan guru sudah puas dengan ilmu yang dipunya. Atau ada yang berkelit, beralasan sibuk karena mempersiapkan kelengkapan administrasi, seperti program tahunan, program semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lain sebagainya.
"Lagipula, saya sudah 20 tahun mengajar (bahasa Inggris). Ilmunya sudah nancep di sini," kata David (nama samaran), salah satu guru bahasa Inggris di sebuah SMA di Samarinda, sambil telunjuk kanannya mengarah ke dahinya.
Miris mendengar itu.
"Ah, Pak David itu ngebosenin, Om. Kami cuma disuruh mengerjakan tugas di buku paket. Percakapan dalam Bahasa Inggris? Boro-boro, Om! Dianya aja kalau bicara, menjelaskan, selalu pakai Bahasa Indonesia," pengakuan Sonia (nama samaran), salah satu siswi di SMA tersebut.
Tentu saja ini sangat memprihatinkan.
Namun saya tidak langsung percaya.
Saya bertanya lagi pada beberapa siswa-siswi dimana Pak David mengajar bahasa Inggris di kelas mereka.
Jawaban mereka tentang Pak David senada dengan Sonia.
"Membosankan, Om."
"Kami disuruh nulis terus."