Baca : Apakah Menulis dengan Tangan Akan Punah di Masa Depan?
Tiga manfaat tambahan lain itu adalah:
1. Melatih Kesabaran dan Ketekunan
Seperti yang pernah disinggung oleh Bu Rosa, direktur kursus saya, menulis indah atau menulis tegak bersambung melatih peserta didik untuk sabar dan tekun dalam menjalani proses.
Kebanyakan generasi milenial sekarang sangatlah tidak sabaran dalam belajar. Maunya instan, seperti memasukkan kata "kelapa" ke Mbah Google, misalnya, langsung keluar penjelasan tentang "kelapa" dalam hitungan detik. Makanya, kebanyakan anak-anak zaman now kurang mendalami materi pelajaran, seperti contohnya pengalaman saya waktu mengajar les matermatika pada murid esde.
Baca : Soal Cerita dalam Ulangan Matematika, Momok Bagi Anak Usia Dini
Dengan membiasakan menulis tegak bersambung, anak-anak (dan juga remaja, serta orang dewasa) bisa lebih sabar dan tekun dalam melakukan apa pun, baik dalam belajar, beraktivitas, atau bekerja.
2. Melatih Kepekaan Anak atau Seseorang dalam Hal Bersosialisasi
Selain kesabaran dan ketekunan, anak atau seseorang bisa menjadi lebih peka dalam bersosialisasi, jika rutin menulis tegak bersambung. Mereka akan bisa memahami dan mengerti perbedaan antara satu sama lain.
3. Mengasah Kreativitas
Di dalam kursus menggambar, salah satu latihan di kala tidak menggambar adalah menulis tegak bersambung. Tujuannya supaya tangan tetap luwes pada saat menggambar.
Kebetulan saya mempunyai peserta didik yang punya minat menggambar. Dina (nama samaran) ikut les menggambar, dan gurunya meminta supaya Dina rutin menulis tegak bersambung. Terlihat kreativitasnya, bukan hanya di gambar, namun di dalam pelajaran pun, dia menunjukkan prestasi cemerlang.
Harapan ke Depan untuk Tulisan Tegak Bersambung
Saya hanya berharap, ada kesadaran dari pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan orangtua, akan pentingnya menulis tegak bersambung. Saya punya tiga saran untuk menumbuhkan kebiasaan menulis tegak bersambung.
1. Menggalakkan Kembali Menulis Tegak Bersambung di Sekolah
Saya melihat, ada buku tulisan rait di sekolah dasar, tapi kebanyakan dari para siswa menulis dalam huruf cetak. Kenapa? Karena kebanyakan guru juga memberikan contoh di papan tulis dalam huruf cetak.