Melihat piagam juara itu tentu saja membuat diri saya bangga.
"Paling tidak ada kenang-kenangan dariku," pikir saya.
19 Tahun yang Lalu
Sembilan belas tahun yang lalu, waktu saya mengajar di salah satu kursus bahasa Inggris di Samarinda, sebut saja Kursus YES, hal yang menarik minat saya adalah murid-murid di kursus harus menulis kata-kata bahasa Inggris di buku tulisan rait (istilah untuk buku menulis indah) dengan empat kolom. Misalnya:
"Menulis indah itu perlu buat anak-anak. Selain untuk melatih motorik dan kognitif, juga untuk melatih ketekunan dan kesabaran," kata Bu Rosa (nama samaran), Direktur Kursus.
Sampai tahun 2008, saya melihat kebiasaan menulis tegak bersambung ini tetap diterapkan untuk siswa-siswi kelas 1 sampai 3 sd di kursus tersebut. Saya melihat ada perbedaan antara anak-anak yang suka menulis tegak bersambung dan yang tidak.
Anak-anak yang suka menulis tegak bersambung, selain tulisan mereka menjadi rapi dan mudah dibaca, mereka juga tekun, sabar, sopan, dan berprestasi.
Saya resign di tahun 2008, oleh karena itu, saya tidak tahu lagi apakah pihak kursus masih menerapkan disiplin menulis tegak bersambung atau tidak. Mudah-mudahan mereka masih menerapkan.
Bagaimana dengan Sekarang?
Dari 2008 sampai 2019 ini, perubahan gaya hidup sangat berpengaruh dengan pola pikir, yang sekarang "inginnya instan, inginnya cepat".
Dengan semakin canggihnya teknologi dan gawai, banyak orang berpandangan bahwa penerapan menulis tegak bersambung tidak efektif, tidak efisien, lamban, dan lain sebagainya.
Padahal selain manfaat yang didapat sama dengan menulis dengan tangan, ada tiga manfaat tambahan lain, jika suka menulis tegak bersambung.