Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa yang Biasa Anda Lakukan, Menunggu atau Ditunggu?

17 Mei 2019   23:17 Diperbarui: 17 Mei 2019   23:19 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun ada beberapa rekan guru yang iri dengan saya, namun saya tidak terlalu mempedulikan, karena bagi saya pribadi, disiplin itu adalah bukti kesungguhan setiap kita dalam bekerja dan melakukan segala sesuatu. Bekerja pun ibadah. Kalau tidak disiplin, berarti termasuk dalam kategori tidak menjalankan ibadah dengan benar.

Bagaimana Menjadi Orang yang "Menunggu"?

Nah, sekarang pertanyaan yang mungkin ada di benak Anda adalah : Bagaimana menjadi orang yang "menunggu"?

Tentu saja, tidak sesusah membuat roket ^_^.

Menurut saya, tiga cara ini, yang sudah saya lakukan sejak dulu dan terbukti menjadi koentji sukses, yang membuat saya jadi seperti sekarang.

1. Datang tepat waktu

Kalau memungkinkan, malah jauh sebelum waktunya. Karena kemungkinan ada hambatan atau masalah di jalan, seperti ban bocor, macet di jalan, hujan lebat, atau masalah lain. 

Kakak saya, Gina (bukan nama sebenarnya) berprofesi sebagai guru piano di salah satu yayasan musik terkemuka di Jakarta. Untuk menjadi pengajar, dia harus mengikuti tes, baik untuk mendapatkan ijazah sebagai pengajar, maupun untuk naik tingkat ke level yang lebih tinggi, meningkatkan kompetensinya sebagai pengajar.

Pengujinya ada beberapa yang dari Jepang.

Tentu saja, kita semua sudah tahu keunggulan Jepang. Di bidang otomotif sudah tidak diragukan, dan terlebih dalam segi kejujuran dan disiplin waktu. 

"Penguji dari Jepang itu sangat disiplin. Terlambat semenit aja tidak bisa ujian," kata Gina.

Kalau di Indonesia?

Mungkin Anda pernah mendengar pemeo yang berbunyi, "Kalau bisa diperlambat, ngapain harus dipercepat." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun