Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Hal Ini Akan Punah di Dunia jika Tidak Dilestarikan

11 Maret 2019   10:56 Diperbarui: 11 Maret 2019   11:49 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dibuat di Canva.com

Setelahnya?

Budaya mengucapkan "terima kasih' itu seakan sirna. Entah apa yang salah. Mungkin karena kesibukan orangtua; atau orangtua menganggap pendidikan moral itu tanggung jawab sekolah; atau karena banyaknya paparan sinetron dan tayangan di televisi yang tidak baik; atau beberapa konten di media sosial dan media daring lainnya yang tidak mendidik atau tidak bermuatan edukasi dan anak-anak melihat tanpa bimbingan orangtua; sehingga anak-anak pun seperti terhipnotis dan apa-apa selalu mengandalkan 'google' sebagai referensi, baik dalam bertutur kata, berperilaku, bahkan sampai mencari jawaban dari soal pekerjaan rumah di internet.

"Ayo, cari jawabannya di buku."

"Aku cari di google aja, Pak."

Murid saya, Nino (bukan nama sebenarnya), yang baru kelas empat esde saja sudah bilang begitu. Dia malas baca buku. Padahal jawaban dari pekerjaan rumahnya ada di buku pelajarannya.

Saya juga melihat seiring penggunaan gadget yang semakin masif, sehingga banyak orang menjadi individualistik, egois, mementingkan diri sendiri, sampai-sampai terlalu sibuk dengan gadget-nya waktu membeli makanan di restoran cepat saji, sehingga mengucapkan "terima kasih" pada pramusaji pun tak dilakukan.

Begitu juga waktu di restoran biasa. Setelah pelayan mengantarkan makanan ke meja konsumen, jarang ada yang mengucapkan terima kasih. Apa susahnya mengucapkan terima kasih, plus diiringi dengan senyuman? Hal kecil, tapi bernilai tinggi, kalau dilakukan.

Bagaimana dengan Anda?

Kita mengevaluasi diri kita masing-masing. Apakah kita termasuk kategori yang masih memegang teguh budaya mengucapkan tiga hal di atas atau tidak?

Saya harapkan Anda dan keluarga termasuk orang-orang yang memegang teguh dalam mengucapkan tiga hal di atas.

Ketiga hal di atas menunjukkan kualitas diri kita, karena dengan mengucapkan kata "tolong", berarti Anda menghargai lawan bicara, meskipun usianya lebih muda dibanding Anda; mengucapkan kata "maaf" berarti Anda adalah orang yang selalu mau merendahkan hati, orang yang selalu mengevaluasi diri, orang yang selalu mau mengakui kalau sudah berbuat salah pada orang lain, meskipun dari segi usia dan jabatan, lebih muda dan lebih rendah dari Anda;  kalau Anda mengucapkan "terima kasih", berarti Anda menghargai apa yang orang lain sudah kerjakan untuk Anda, bahkan orang-orang yang mungkin menurut dunia, seperti pemulung, atau pramusaji, tidak masuk hitungan, namun jika Anda mengucapkan "terima kasih" kepada mereka dengan tulus, mereka pun merasa dihargai. 

Memberikan penghargaan pada orang-orang yang kurang mendapat perhatian dari masyarakat sangatlah berarti bagi mereka. Itu menjadi kenangan manis sewaktu mereka pulang ke rumah, dan mereka bisa bergiat lebih lagi dalam bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun