Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Hal Ini Akan Punah di Dunia jika Tidak Dilestarikan

11 Maret 2019   10:56 Diperbarui: 11 Maret 2019   11:49 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dibuat di Canva.com

"Gak juga , Tante. Lagi kerjakan pe-er," jawab Arnold. 

"Tante bisa minta tolong?"

"Minta tolong apa, Tante?"

"Tolong ambilkan kunci motor Tante di kamar ya. Di meja. Tolong ya, Nold."

"Iya, Tante."

Anda lihat perbedaannya? Anda rasakan efeknya? Lebih enak kedengarannya, bukan? Kalau bukan kita sebagai orang dewasa yang mengucapkannya, membiasakan mengucapkan dalam keseharian, lalu siapa lagi? Kita harus memberikan contoh pada anak-anak kita. Dimulai dari diri kita sendiri dulu. 

2. Kata 'Maaf'

Kata ini mungkin agak lebih mudah dijumpai. Namun bukan berarti umum diucapkan. Apalagi kalau menyangkut harga diri. Terkadang, yang lebih tua gengsi untuk mengucapkan maaf kepada yang lebih muda jika berbuat salah.

Saya punya pengalaman yang unik waktu masih mengajar di SD dulu. 

Saya memarahi salah satu murid laki-laki pada suatu kali karena sang anak berbuat kenakalan. Saya memarahi, karena dia sudah membuat keonaran di dalam kelas. 

Namun setelah itu, saya merasa tidak enak. "Tak seharusnya aku marah seperti tadi," Saya menyesal.

Saya pun meminta maaf pada Edo (bukan nama sebenarnya), murid yang saya marahi sehari sebelumnya, "Maaf, ya, Do. Kemarin bapak marahi kamu. Bapak marah karena ...," Saya utarakan kenapa saya memarahi dia sehari sebelumnya dengan perkataan yang lembut dan sabar. Setelah itu, saya mengucapkan kata "maaf" sekali lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun