Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mana yang Benar, "Sudah Kawin?" atau "Sudah Nikah?"

4 Maret 2019   12:29 Diperbarui: 3 Juli 2021   04:47 4561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernikahan atau perkawinan? (Sumber Gambar : glitzmedia.co)

Apakah bisa diketahui dalam tempo semalam atau beberapa malam? Lagipula kan aneh. Nikah tanggal 1 Januari 2016 misalnya. Si Doi hamil dan akhirnya melahirkan pada tanggal 25 Mei 2016. Lahir normal, berat bayi normal. Lima bulan, alih-alih sembilan bulan masa kehamilan. Empat bulannya ke mana?"

Saya tidak berkomentar lagi tentang teman saya, Reno, setelah dia melakukan perbuatan melanggar hukum tadi, kawin terdahulu, sebelum nikah. Bukan saya tidak peduli, namun dia sudah lebih dari dewasa. Saya sudah mengingatkan, tapi kalau dia tidak mendengar ya mau bagaimana lagi. Itu keputusan dia untuk mengambil resiko. Sebagai teman, domain saya cuma sebatas mengingatkan. Tak lebih.

Keputusan untuk menuju ke arah yang lebih baik

Tidak ada yang ingin adanya perceraian. Semua ingin pernikahan langgeng sampai maut memisahkan. Yang nikah baik-baik saja tak menjamin langgeng, apalagi yang nikah karena 'faktor x' tadi. Bukan mendiskreditkan, namun sangat meragukan apabila mereka bisa langgeng sampai maut memisahkan setelah melakukan 'kawin' sebelum 'nikah'. 

Oleh karena itu, didorong oleh keprihatinan saya, ijinkan saya menyampaikan tiga hal, masukan, supaya kita melangkah dengan tekad bulat, memutuskan menuju ke arah yang lebih baik demi kemajuan kita bersama. 

1. Sebagai Orangtua

Sebagai orangtua, didiklah anak Anda di rumah, tanamkan nilai-nilai agama, moralitas, supaya mereka bisa menjadi insan yang berguna di masa depan.

"Lho, kan saya sudah bayar uang sekolah mahal-mahal. Sekolah dong yang mendidik anak saya," ada salah satu orangtua yang protes dengan pendapat saya.

Saya cuma bisa mengelus dada untuk orangtua yang bilang seperti itu. Mereka lupa bahwa sekolah tak mungkin mendidik begitu banyak murid dalam waktu yang bersamaan. Yang ada adalah mengajar, bukan mendidik. Waktu anak-anak di sekolah pun singkat. Cuma lima sampai enam jam. Selebihnya, 18 sampai 19 jam kan di luar sekolah, yang berarti tanggung jawab orangtua.

Dari keluargalah, anak terbentuk. Terutama sekali, berikan mereka pemahaman tentang sex education atau pendidikan seks, karena tidak ada materi itu di sekolah. Masih ada anggapan bahwa membicarakan hal tersebut adalah tabu. Padahal itu penting supaya anak-anak sekarang tidak menginterpretasikan secara keliru, mencari dari sumber-sumber yang keliru.

Ayah seharusnya memberikan pemahaman pendidikan seks pada anak laki-laki, dan ibu memberikan pendidikan seks pada anak perempuan. Dengan begitu, mereka akan menjaga kemurnian, kesucian mereka sebelum menikah, karena pernikahan adalah sakral. Jangan dinodai dengan 'kawin' sebelum 'nikah'.

Kita bisa belajar dari sosok teladan Haji Agus Salim, yang bersama istri, mendidik anak-anak mereka di rumah. Mereka belum mengenal homeschooling seperti saat ini, namun mereka sudah menerapkannya jauh sebelum masa kini. Saya ada menulis artikel tentang Agus Salim dengan judul Agus Salim : Si Rendah Hati Dengan 7 Bahasa Asing di blog saya, pintar-bahasa-inggris.com. 

2. Sebagai Orang Dewasa

Menjadi tua itu pasti. Menjadi dewasa itu pilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun