Mungkin akan terus bertambah lagi jumlah lapangannya.
Bagaimana dengan Indonesia?
Tidak ada lapangan yang akomodatif yang bisa digunakan oleh masyarakat. Kalaupun ada, hanya lahan kosong tak terpelihara dan entah kepunyaan siapa dan dipakai untuk pertandingan tarkam yang tidak jelas untuk prestasi atau mengisi waktu semata.
Kalau seandainya Pemerintah Indonesia menganggarkan untuk pembangunan lapangan sepakbola standar, ukuran setengah, lapangan buatan, dan lapangan mini di sekolah-sekolah dan di tempat-tempat umum, kita akan cepat mengejar ketertinggalan kita dari, paling tidak, Malaysia atau Thailand.
Kedua, Kurangnya Pelatih Berkualitas
Di Islandia, mencari pelatih berkualitas tidaklah sukar.
Kenapa?
Karena kebanyakan dari pelatih Islandia sudah berlisensi UEFA.
KSI mengharuskan pelatih-pelatih sepakbola mereka untuk mengantungi lisensi UEFA jika ingin melatih klub-klub sepakbola atau bahkan sekolah-sekolah umum sekalipun.
Motto mereka dalam hal ini adalah "Untuk melahirkan pemain berkualitas, dibutuhkan pelatih berkualitas. Dan untuk melahirkan pelatih berkualitas, dibutuhkan pendidikan kepelatihan yang baik"
Maka, kursus kepelatihan pun diadakan dengan harga terjangkau supaya banyak mencetak pelatih-pelatih berkualitas.
Hasilnya?