Para polisi dan teman-teman satu selanya hanya menonton kala Si Oknum membenturkan kepalanya dengan kuat pada tembok hingga pingsan dan kening berdarah. Bukannya mereka tidak ingin melerainya, tapi bukankah percuma? Orang gila mana yang mau dicegah? Sejak Si Oknum masuk sel, polisi yang memasukkannya sudah memberi tahu bahwa Si Oknum mungkin akan bertindak di luar nalar nantinya. Maka dari itu mereka lebih baik diam.
***
Apa benar Si Oknum pingsan?
Kenapa tidak mati saja?
Sampah sepertinya tidak pantas untuk hidup meski itu di balik jeruji besi ataupun rumah sakit jiwa.
Bahkan kolong jembatan pun haram untuk Si Oknum huni.
***
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H