Mohon tunggu...
Hallo SobatKampus
Hallo SobatKampus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semangat yaa!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Jarak Diantara Pagar Tuhan

24 Desember 2024   09:12 Diperbarui: 24 Desember 2024   09:12 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

karya : Rivaldo Saragih

Ada Jarak Diantara Pagar Tuhan

Pagi itu, jalanan kota Batam cukup macet. Semua kegiatan perkantoran dan sekolah yang kembali pulih seperti sedia kala setelah pendemi membuat setiap jalan ramai dengan kendaraan. Rian memacu pelan mobilnya, sambil memutar music Tylor Swift untuk menemaninya berkendara menuju pelabuhan Telaga Punggur. Saat itu cuaca mendung dan hujan gerimis membuatnya merasa khawatir selama perjalanan untuk menuju tempat kediaman keluarganya di Tanjungpinang, jadi dia memutuskan untuk tidur selama perjalanan di kapal.

Rian adalah seorang pemuda yang berasal dari Medan, Sumatra Utara. Dia berangkat ke Tanjungpinang untuk mengurus salah sat cafe milik tantenya. Dia juga adalah seorang pemuda yang taat agama, berkepribadian baik dan sangat taat kepada kedua orang tuanya. Setibanya di Tanjungpinng, rasa khawatirnya pun reda, dan sebelum langsung pergi ke tempat tantenya dia pergi untuk berkeliling terlebih dahulu. Dia merasa takjub akan keindahan yang ada di Tanjungpinang, mulai dari beberapa tugu yang ia lewati dan berbagai keindahan laut yang ia lihat.

Setelah puas berkeliling dia tidak sadar ternyata hari sudah semakin gelap, dia panik karna takut tantenya khawatir akan keadaannya yang tak kunjung sampai. Tiba-tiba teleponnya berdering dan ternyata itu panggilan dari tantenya yg mulai dari tadi siang mencoba menghubungi rian tetapi tidak diangkat-angkat. Rian pun langsung mengangkat teleponnya dan langsung bergegas menuju kediaman tantenya. Kurang lebih selama 20 menit akhirnya rian pun sampai. Tantenya pun menyambutnya dengan hangat dan tidak lupa menegurnya karena sudah membuat dia lama menunggu akibat keinginan dia ingin berkeliling terlebih dahulu. Rian pun membawa kopernya kedalam kamar dan membereskan perlengkapannya.

Friska tantenya rian adalah seorang pengusaha, dia mempunyai banyak cafe di Tanjungpinang ini. Dia menyuruh rian datang ke Tanjungpinang untuk membantunya menangani salah satu cafe punya nya. Rian pun dengan senang hati menerima tawaran tersebut, yang dimana dia juga sudah lama tidak bekerja dan sudah bosan berada dikampung halamannya. Dia ingin pergi keluar pulau dan bertemu orang-orang baru dari berbagai daerah dan ingin berteman dengan mereka.

Keesokan paginya, tantenya mengajaknya pergi untuk mengunjungi cafe yang akan di urusnya. Dia sangat senang dan tidak sabar melihat tempat usaha yang akan dikelolanya. Tidak lupa dia membawa kamera kesukaannya untuk mengabadikan moment nantinya. Setibanya di cafe tersebut, dia terkejut karena cafenya sangat sepi dan nampak terlihat seperti sangat kuno. Dia merasa minder dan tidak merasa yakin apakah dia bakal bisa membangun usaha caf tersebut dengan baik. Dia pergi keluar cafe untuk mencari udara segar sambil melihat sekeliling. Tiba-tiba dia mendapatkan sebuah ide dan dia bergegas masuk ke dalam lalu mengambil buku dan pena. Dia memantau tiap sudut caf tersebut dan mulai menulis apa saja yang diperlukan untuk membuat cafe tersebut semakin menarik perhatian orang-orang.

Tidak lama kemudian datanglah dua orang Perempuan ke cafe tersebut. Rian mengira dia mendapatkan pelanggan pertamanya, dan ternyata Perempuan tersebut hanya ingin memberikan sebuah poster pertunjukan seni yang akan diadakan di tepi laut. Kedua Perempuan itu adalah novita dengan Sonia. Rian pun menerima poster tersebut dan bertanya kepada novita dimana lokasi pertunjukan tersebut. Novita pun tersenyum ke arah rian dan memberitahunya untuk melihat poster itu dengan teliti.

Rian pun kembali melihat poster tersebut dan tersenyum malu akan pertanyaannya sebelumnya. Dia langsung pergi ke dapur untuk melanjutkan catatan memperbaiki cafe nya dan meningalkan Novita dengan Sonia. Tidak lama kemudian, Novita dan Sonia pergi dari cafe itu dan melanjutkan perjalanan mereka untuk membagikan poster diberbagai tempat. Rian yang dari tadi asik dengan catatannya mulai tertarik untuk pergi menonton pertunjukkan seni malam ini. Dia berencana ingin melihat dan berkenalan dengan Novita dan Sonia, tapi dibalik itu semua ada senyum Novita yang menempel di pikiran Rian dan mambuatnya gelisah.

Hari semakin sore, rian dan tantenya pun kembalipulang ke rumah setelah Lelah membersihkan cafe. Setibanya dirumah, Rian pun bergegas untuk pergi mandi dan makan, dia sudah tidak sabar untuk datang ke pertunjukkan seni tersebut. Jam sudah menunjukkan pukul 19:30, dia bergegas mengambil kunci mobildan pamit kepada tantenyauntuk keluar. Dia membuka google maps dan mencari tau dimana lokasi pertunjukkannya. Selang berapa lama kemudian sampailah dia ke lokasi pertunjukannya, yaitu di Tepi Laut. Dia melihat ada banyak orang yang menonton pertunjukannya dan ternyata pertunjukannya sudah lama dimulai. Dia berharap dia masih sempat melihat penampilan Novita, dan sangat disayangkan ternyata penampilan Novita ada dipembukaan pertunjukan. Rian merasa kecil hati karena tidak sempat melihat penampilan Novita.

Tapi setelah pertunjukannya selesai, dia seperti melihat Novita berlari ke belakang panggung. Rian pun bergegas mengejarnya dan di arah yang berlawanan juga ada seorang pemuda yang bergegas membawa peralatan, dan seketika mereka pun saling bertabrakan. Pemuda ini adalah Edo, dia merupakan anak seni yan sering ikut pertunjukan Bersama Novita. Mereka berdua pun terjatuh, Edo langsung berdiri dan meminta maaf kepada Rian karena tidak focus melihat kedepan saat berlari. Edo pun langsung bergegas pergi kembali dan meninggalkan Rian. Celana Rian terlihat sangat kotor akibat terjatuh tadi, dan dia pun memutuskan untuk pulang sajakarena malu berjumpa Novita dengan keadaan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun