Keberagaman agama itu Indah dan harus disikapi dengan arif dan bijaksana.. Karena itu. Kehidupan umat manusia menjadi beragam karena perbedaan dan menjadi ujian keimanan. Kita harus percaya bahwa keberagaman agama merupakan kehendak Tuhan. Karena Tuhan Maha Kuasa. Dengan kekuasaanNYA, DIA mampu melakukan semua itu. Tapi dengan kearifan-NYA, Tuhan tidak melakukan itu. DIA tidak menghendaki kita semua memeluk agama yang sama. Untuk itu, DIA memberi kebebasan bagi manusia untuk memilih jalannya. Untuk itu, Tuhan membekali manusia kemampuan berfikir untuk memilih sesuai dengan hati nurani dan pandangannya.
“Beruntunglah orang-orang yang berfikir” yang menggunakan akal dan hati nurani dalam pandangannya untuk menentukan pilihannya. Memilih agama itu bebas dan merupakan hak dasar setiap manusia. Karena beragama tidak bisa dipaksakan, “La ikraha fii diini” atau “tidak ada paksaan dalam beragama” (QS 2:256). Untuk itu setiap umat manusia diberikan pilihan sesuai hati nurani masing-masing. Secara hakiki, apa pun agama yang kita pilih pada dasarnya tujuannya sama yaitu Tuhan itu Satu, Tuhan Yang Maha Esa.
Keberagama, merupakan salah satu bukti otentik bahwa Tuhan itu Satu. Jika kita ingin menuliskan bukti otentik lainnya, maka tak akan sanggup kita menuliskannya. Seandainya, kita kumpulkan semua kertas yang ada di dunia beserta tintanya tidak akan cukup untuk menuliskan bukti otentik bahwa Tuhan itu Satu. Begitu banyak, bukti yang dekat dengan kita yang dapat kita lihat dan rasakan setiap hari. Kertas-kertas Itu pun, tak akan cukup untuk menampung tulisan yang menceritakan bukti Tuhan itu Satu. Kalau kita beriman secara kaffa, maka satu bukti cukup untuk memperkokoh keimanan kita masing-masing.
Pandemi Covid-19
Bukti kekininan, bahwa Tuhan itu Satu adalah keberadaan Pandemi Covid-19. Sudah satu tahun Pandemi Covid-19 mengantui kehidupan umat manusia di dunia ini. Dia tidak memandang negara besar, negara kecil, negara maju atau pun negara miskin; virus Corona gagah menekan kehidupan masyarakat di muka bumi. Bahakan merubah tatanan kebiasaan kehidupan umat manusia.
Hingga saat ini, secara global kasus terkonfirmasi positif sudah mencapa 87 juta dan di Indonesia mencapai 789 ribu kasus meninggal (per 6/1/21; Covid19.go.id), bahkan sudah memasuki pandemi varian kedua Covid-19 (VUI-202012/01: Variant Under Investigation). Tidak hanya itu, resesi ekonomi dunia tidak dapat dihindari, IMF memperidiksi capaian pertumbuhan ekonomi global mencapai -4.9%.
Wabah global pandemi virus Covid-19 (Corona), tidak saja mengancam jiwa manusia, tapi juga telah merontokan perekonomian global. Musibah ini sangat terasa pahitnya bagi perekonomian dunia, khususnya Indonesia. Fenomena ini, tentu sangat mengkhwatirkan, kita harus bersama-sama melawannya. Serangan wabah Covid-19 sudah mamasuki varian kedua, tentu tidak memandang dan memilih umat beragama.
Ada 4.200 jenis agama (Saudagarnews.id) di dunia. Kita bisa bayangkan, ketika setiap agama punya Tuhan masing-masing. Tentu Tuhan-Tuhan itu, tidak akan mau jika penganutnya terdampak persebaran Pandemi Covid-19. Maka Tuhan-tuhan itu, akan memproteksi pengikutnya dengan kekuatannya. Kemudian yang terjadi, adanya kekacauan dijagat raya. Bukan Perang Dunia, bukan pula perang bintang lagi, melainkan Perang Brata Yudha edisi kedua yang melibatkan para dewa dalam cerita Mahabarata.
Karena Tuhan itu Satu dan tidak ada kesetaraan baginya. DIA Tunggal, DIA-lah Syang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa. DIA tentu tidak memilih umat agama. Semua umat beragama yang mempercayai Tuhan itu Satu, diberikan ujian yang sama pula dan amat berat. Kesamaan penderitaan yang dirasakan oleh semua umat beragama, dimana pun berada. Itulah DIA. DIA ada melalui benyak peristiwa. Karena DIA-lah Tuhan Yang Satu yang berkuasa atas alam semesta. Baginya tiada kesetaraan apa pun.
Penyebaran pandemi Covid-19 secara masif, tidak memandang si kaya atau si miskin. Ia menyerang dan menjangkit siapa pun tanpa diketahui siapa pun. Begitulah dia bekerja atas kehendak Tuhan Yang Satu. Semua orang dan semua negara disibukan untuk melawan keganasan virus tersebut. Bahkan Ia pun membatasi rutinitas kegiatan beragama setiap umat. Ini ujian berat bagi orang beriman.
Keberadaan virus Covid-19 merupakan ketentuan Allah SWT, harus kita imani. Wabah penularan yang sangat cepat, masif, dan menakutkan, tentu juga kehendak-Nya. Kerena DIA Maha Kuasa dan Maha Berkehdak, bagi-Nya cukup kun fayakun, maka jadilah. DIA juga Maha Mengetahui, dan Maha Arif lagi Maha Bijaksana.