Ada saatnya murid mengerjakannya secara individu, ada saatnya murid mengerjakannya secara berkelompok. Untuk diferensiasi produk pun, murid dapat mengumpulkan tugas sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka masing-masing. Ada yang mengumpulkan tugas berbentuk tulisan, infografis, pesan suara, maupun video, serta gambar menggunakan aplikasi seperti canva, dan lain-lain.
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan  kemampuan untuk mengelola kemampuan sosial emosional untuk mencapai pembelajaran dan tercipta lingkungan yang positif dalam Hubungan antara guru dan murid. Setiap orang perlu mempelejari kemampuan sosial emosional dalam berinteraksi dengan orang lain. Terlebih lagi seorang guru.Â
Seorang guru perlu mempelajari kemampuan sosial emosional ini karena setiap hari selalu berhubungan dengan murid-murid yang usianya memang masih memerlukan pembimbingan dari orang dewasa.
Jika melihat filosofi KHD yang menganut pemikiran bahwa pembelajaran harus berpusat pada murid, tentu saja, guru sebagai seorang  profesional dalam bidang pedagogik, perlu menerapkan pembelajaran sosial emosional ini setiap kali melakukan pembelajaran dan berhadapan dengan murid.Â
Seorang murid yang dikirimkan oleh orang tuanya untuk menuntut ilmu di sekolah adalah murid yang  membutuhkan seorang pendidik untuk mampu menuntunnya untuk menemukan minat dan bakatnya sesuai kodrat alam dan kodrat zaman murid tersebut.
Oleh karena itu, murid sangat membutuhkan seorang guru atau pendidik yang mampu mengajar dengan kondisi emosi yang stabil, terkontrol, dan memainkan  peran dan tanggung jawab penuh sebagai seorang pendidik dan pengajar. Seorang pendidik atau pengajar atau guru perlu memiliki kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Adapun Langkah-langkah untuk memperkuat pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah  ini dapat dilakukan dengan cara memodelkan (menjadi teladan), belajar, dan berkolaborasi. Untuk memodelkan, dapat dilakukan dengan menunjukkan kepedulian, menciptakan budaya mengapresiasi, dan menerapkan kompetensi sosial emosional dalam peran dan tugas.Â
Untuk belajar sosial emosional ini dapat dilakukan dengan berkolaborasi di tempat kerja dan membiasakan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi. Untuk berkolaborasi, dapat dilakukan dengan membuat kesepakatan bersama, membuat komunitas belajar professional, dan  mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru.
Berdasarkan penjelasan tersebut, seorang guru adalah  manusia biasa yang mungkin memiliki kealpaan, seperti banyaknya aktivitas atau Amanah yang perlu diembannya. Mungkin tanggung jawab tersebut tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan masyarakat.Â
Tentu aktivitas yang banyak ini jangan sampai memengaruhi sikap dan emosi  guru yang dapat memengaruhi situasi kelas sehingga akhirnya dapat menimbulkan konflik di kelas. Diperlukan bagi guru, pendidik, dan pengajar untuk dapat menerapkan pembelajaran sosial emosional sebagai seorang professional.