Mohon tunggu...
.terang
.terang Mohon Tunggu... Lainnya - All you can read

Ketika kata jatuh ke mata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bersujud pada Tahi Ayam

22 Oktober 2023   21:06 Diperbarui: 22 Oktober 2023   21:16 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pepatah 'Gali lubang tutup lubang' memiliki korelasi kuat dengan kegiatan reklamasi. Menimbun area air payau tidak dengan uang, melainkan tanah, namun untuk mengangkut tanah tetap saja perlu uang. Tanah yang dibawa dari daerah lain tentunya akan Babi (banyak biaya), Tanto punya seribu ide kotor dalam menangani hal seperti ini.

Sebagai pengikut Adam Smith, Tanto memberlakukan teori 'Dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya' dalam setiap praktik usahanya, baginya dunia adalah surga, tidak ada jaminan setelah habis kontrak di bumi, ia akan direkrut ke surga yang sering disebut-sebut dalam beberapa holy book.

Layaknya setan, Tanto menghasut Budi lagi, ia pinta Budi menyediakan tanah timbunan dari lokasi terdekat. Awalnya Tanto meminta tanah timbunan dari developer lain tengah mengeruk lahan bergelombang tak berpenghuni di dekat pantai untuk diratakan, wajar tidak dimukimi, masyarakat awam tahu kalau statusnya hutan lindung, mereka tidak mau berurusan dengan polisi hutan, berbeda dengan para mafia lahan yang punya pasokan cuan dalam memperlancar segala urusan.

Kelak tempat yang diratakan tadi juga akan dijadikan perumahan oleh developer yang bersangkutan, bahkan bukit tunggal yang menjulang di sekitar situ telah mereka belah seakan-akan kue yang siap untuk dibagi-bagikan. Sebagian hasil kerukannya mereka berikan untuk keperluan Tanto, sebagian lagi untuk menimbun bakau di sekitaran kaki bukit. Perkara statusnya hutan lindung, mereka tidak acuh, bisa disulap.

Meski telah mendapat sokongan dari developer lain, tetap saja Tanto merasa kurang, tidak terbayang luas mangrove yang ia reklamasi. Seandainya bulan terjangkau, mungkin Tanto juga akan menghabisinya, benar kata Mahatma Ghandi bahwa 'Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memenuhi keserakahan manusia.'

Bukan Tanto namanya kalau kehabisan akal picik, ia memengaruhi Budi agar melakukan pelebaran jalan utama di daerah mereka, Tanto mengincar lahan bergelombang di sepanjang jalan tersebut. Sulit bagi Budi untuk menolak, sebab ia telah dimenangkan Tanto, ia menerimanya karena pelebaran jalan adalah program yang kasat mata, dengan begitu pemerintah setempat lebih dirasakan gemar membangun. Dalam proyek pelebaran jalan tersebut, Tanto menawarkan kendaraan alat berat yang bisa digunakan secara cuma-cuma, pastinya akan menghemat anggaran. Tidak ada yang tahu apakah Budi tetap mencantumkan penggunaan kendaraan alat berat di dalam RAB (Ramalan Anggaran Biaya)? Jika iya kemana akan mengalir? Yang jelas bukan ke laut, bisa-bisa nelayan kaya mendadak.

Proyek pelebaran jalan mulai dilaksanakan, beberapa eskavator di bawah kendali operator mulai membunuh pepohonan, lalu mengeruk tanah di bawahnya. Para supir truk sudah siap-sedia membawa tanah kerukan menuju lokasi reklamasi. Sekawanan monyet melompat kesana-kemari sambil berteriak, mereka protes rumahnya dirusak, bahkan monyet berhaluan kiri nekat melempar ranting pohon ke mata pengendali eskavator. Burung-burung juga ambil peran, mereka terbang tidak karuan dari dahan sambil menembakkan tahinya ke arah eskavator, dari sekawanan burung juga ada yang berhaluan kiri, terbukti dari keberaniannya dalam bermanufer dan mematuk leher orang di dalam eskavator. Di mata manusia yang sombong dan angkuh hewan hanyalah makhluk lemah yang senantiasa dijadikan objek (bukan subjek), meski demikian para hewan telah melakukan perlawanan yang di dalamnya terkandung harga diri, perkara menang-kalah itu urusan belakangan, walau banyak yang tahu kalau manusia seperti itu senantiasa menang, meski sedang dikalahkan nafsunya.

Pengendali eskavator menghiraukan pemberontakan para hewan, lagi-lagi ia hanya menjalankan tugas, juga butuh uang demi menafkahi keluarga, catatan sejarah banyak memaparkan kalau manusia tega mengabaikan hak-hak mahkluk lain atas nama perut dan keserakahan. Sebagai hewan hanya itu yang bisa monyet dan burung lakukan, mereka belum punya perwakilan di Dewan Pengurus Rakyat, karena yang dianggap rakyat hanya manusia, berbeda dengan Nabi Sulaiman yang pada masanya hewan begitu sangat diperhatikan dan diperbolehkan menyampaikan pendapat.

Sebenarnya Budi H2C (Harap-harap Cemas) dengan proyek yang baru berjalan. Secuil ketakutan menghampirinya, ia takut jadi sorotan karena telah melakukan degradasi lingkungan, sanubarinya membisikkan kalau kebijakannya bertentangan dengan AMBAL (Analisis Mengenai Bahaya Lingkungan). Sangat disayangkan, bisikan hatinya diredam hasutan syetan yang masif, ia tidak ingin ditinggalkan berbagai award yang selama ini mendongkrak popularitasnya selaku kepala daerah berprestasi. Budi sudah menemukan cara agar tidak jadi sorotan publik karena dianggap mengabaikan kelestarian lingkungan, justru sebaliknya, ia akan membuat dirinya jadi sorotan publik karena kepeduliannya pada lingkungan.

***

Jamal telah menemui lurah setempat terkait deforestasi yang mengancam penghidupan nelayan. Awalnya ia mengajak beberapa rekan seperjuangannya di laut untuk menghadap, namun tidak satu pun dari mereka yang bermental pahlawan kepagian, mereka malah meminta Jamal untuk lebih ikhlas dengan proyek reklamasi yang tengah berlangsung, alasannya mereka hanya rakyat kecil dan tidak banyak yang bisa dilakukan, selain ikut aturan pemerintah. Sementara jamal tetap bersikukuh, baginya ini merupakan perampasan hak-hak nelayan, Sepemahamannya negara dibentuk sebagai pelindung, bukan penindas, terutama bagi rakyat kecil seperti mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun