"Kalau kamu nolong orang, terus berharap orang itu balas budi, berarti kamu belum ikhlas. Ikhlas itu memberi, lalu lupa. Bahkan kalau bisa, kita menganggap tidak pernah memberi apa-apa."
Misalnya, jika kita membantu teman, tetapi kemudian merasa kecewa ketika dia tidak membalas kebaikan kita, itu tanda bahwa kita belum sepenuhnya ikhlas.
4. Ikhlas Itu Beribadah Bukan Karena Duniawi
Gus Baha' menjelaskan bahwa ikhlas dalam ibadah adalah ketika kita melakukannya murni karena Allah, bukan karena mengharap sesuatu di dunia.
Contoh yang sering beliau sampaikan adalah doa dan shalat. Banyak orang beribadah agar rezekinya lancar, usahanya sukses, atau supaya punya kehidupan lebih baik. Memang ini tidak salah, tetapi derajat keikhlasan tertinggi adalah ketika seseorang beribadah hanya karena Allah, tanpa mengharap balasan duniawi.
5. Melatih Ikhlas dengan Kesabaran
Ikhlas juga harus disertai dengan kesabaran, terutama ketika kita menghadapi ujian atau perlakuan buruk dari orang lain. Gus Baha' mencontohkan:
"Kalau kamu menolong seseorang, lalu dia malah membalas dengan keburukan, apakah kamu masih mau berbuat baik? Kalau iya, berarti kamu benar-benar ikhlas."
Ujian keikhlasan terbesar adalah ketika kita tetap melakukan kebaikan meskipun tidak dihargai atau bahkan disakiti oleh orang yang kita bantu.
Kesimpulan
Menurut Gus Baha', melatih ikhlas adalah proses panjang yang harus dilakukan terus-menerus. Caranya adalah:
Jangan merasa berjasa atas kebaikan yang dilakukan.
Jangan mengumumkan amal baik.
Jangan mengharap balasan dari manusia.
Beribadah hanya karena Allah, bukan karena dunia.
Tetap berbuat baik meskipun tidak dihargai.