Mohon tunggu...
Hairul Haq
Hairul Haq Mohon Tunggu... Penulis -

Saya adalah anak Betawi asli. Hobi coret-coret kertas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rico

11 Mei 2016   08:04 Diperbarui: 11 Mei 2016   08:20 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadis itu menerimanya dan langsug melahapnya, Rico duduk di sampingnya, merasa aneh dengan dirinya, saat menatap gadis itu mengunyah roti. Rasa ibanya berubah jadi libido bertegangan tinggi. Ia seperti lupa dengan Esti dan segala hal. Tangannya merangkul gadis itu dan bertanya, “ Siapa namamu?”

“ Nama saya Ping-Ping,” jawab gadis itu.

Saat menjawab, wajah gadis itu pas di hadapannya, karena Rico telah memeluk bahunya dan gadis itu tak sedikit pun menghindar atau menepisnya. Malah wajahnya semakin dekat. Harum sekali aroma yang keluar dari mulut gadis itu. Mereka lalu saling tatap, berciuman, berangkulan. Dan terjadilah hal yang tak pernah dilakukan Rico bersama Esti. Pendopo itu memang tak terlihat dari luar rumah, karena dibatasi tembok dan gerbang yang tinggi.

Dengusan kedua insan itu membisik di tengah malam, lenguhan panjang keduanya mengakhiri permainan itu. Rico terkulai tak berdaya dengan wajah sangat puas. Ia lalu tertidur tak sadarkan diri di pendopo.

***

Azan Subuh, dinginnya udara dan lantai marmer di pendopo, membuat Rico tersadar. Seluruh tubuhnya pegal-pegal. Alangkah terkejutnya ia menyadari tubuhnya sudah tak berpakaian, dia teringat kejadian semalam. Ditatapnya pintu gerbang, masih terkunci. Kemana Ping-Ping? Tanya Rico dalam hati. Segera dia kenakan seluruh pakaiannya. Dihampirinya pintu gerbang, dilihatnya dengan jelas bahwa gembok gerbang itu masih terkunci. Mungkin Ping-Ping menguncinya dari luar sebelum ia bangun. Ia segera masuk ke dalam rumah. Namun ia berpapasan di pintu depan dengan mbok Irah.

“ Mbok, apakah Mbok semalam sudah mengunci gembok gerbang?

“ Sudah, Den, Abis Isya kemarin malam, saya sudah menguncinya,” mbok Irah menjawab bingung. “ Ada apa Den, apa ada orang masuk?”

“ Nggak Mbok, nggak apa-apa,” Rico tak bisa membicara kejadian memalukan semalam. “ Coba cek semua barang di dalam, Mbok, apa ada yang hilang?”

Mbok Irah kembali ke dalam rumah dan memeriksa semua barang, masih utuh tak ada satu pun barang yang hilang. Mbok Irah lalu mengatakan hal itu pada Rico.

“ Syukulah, Mbok, kalau tak ada yang hilang, aku hanya khawatir saja. Rico lalu masuk ke kamarnya. “ Aku mau tidur lagi, Mbok, jangan ganggu aku, kalau ada yang telepon, katakan aku sedang tidur dan tak mau diganggu,”pesan Rico dari dalam kamarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun