Mohon tunggu...
Maulana ElHafizhi
Maulana ElHafizhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

konten favorit saya berupa update seputar dunia game, dan gadget

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Annora

2 Juli 2022   01:15 Diperbarui: 2 Juli 2022   01:19 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu gaperlu nyusul kok," Annora menatap Hanan. "Maaf, aku ga bisa jalanin hubungan jarak jauh, kamu boleh lupain aku mulai sekarang," Annora berlalu meninggalkan Hanan yang hanya diam terpaku.

"Annora."

Annora berhenti, melihat ke arah Hanan, lalu tersenyum, "makasih ya Hanan, aku ga tau tiga tahun SMA aku bakal gimana kalau ga ada kamu, maaf harus begini, jangan lupa bahagia, aku minta

maaf." Annora berjalan meninggalkan Hanan sendiri.

Kabar tak terduga yang sangat mendadak ini membuatnya kehilangan tenaga. Hanan berjalan gontai menuju pesta, mengambil segelas air, lalu duduk diam seorang diri. Pikirannya kacau, semarak pesta tak mampu memecah keheningan yang ada di dalam kepalanya. Dunianya seketika gelap. Dia hanya duduk diam, merasakan perlahan cahayanya ditarik paksa dengan kepindahan Annora.

Hanan berlari menuju motornya, lalu tancap gas meninggalkan sekolah. Sesampainya di rumah ia bergegas ke kamarnya, menghempaskan diri ke kasur, lalu semua menjadi gelap.

****

"Nan, makan yu!" ajak salah satu teman kantornya. 

"duluan aja, aku nyusul"

Empat tahun sudah berlalu sejak perpisahan menyedihkannya dengan Annora. Hanan tak kunjung sembuh dari luka tersebut. Annora, cahaya, Hanan bergumam di dalam hati. Namanya memiliki arti cahaya dalam bahasa Yunani, sesuai namanya, kehilangan Annora, membuat Hanan kehilangan cahaya dalam hidupnya.

Hanan duduk sendiri di bangku taman kantornya, membakar sepuntung rokok, lalu menghisapnya dalam-dalam. Pikirannya mengawang entah kemana. Annora, Annora, Annora. Dering ponsel pintarnya memecahkan lamunan siang bolongnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun