Mohon tunggu...
Haekal TRamdari
Haekal TRamdari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa D3 Akuntansi UPN Veteran Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persepsi Mahasiswa D3 Akuntansi Upn "Veteran" Jakarta Angkatan 2023 Terhadap Korupsi

18 November 2023   01:05 Diperbarui: 18 November 2023   01:05 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hierarki jabatan, dan yang menikmati kehidupan yang sejahtera.

2. Gaya hidup konsumtif:

Dua faktor yang memicu korupsi internal adalah sifat serakah dan gaya hidup konsumtif. Mengikuti tren gaya hidup perkotaan yang glamor atau membeli barang-barang mewah dan mahal adalah contoh dari gaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif tanpa seimbang dengan pendapatan dapat menjadi pemicu terjadinya korupsi.

3. Moral yang buruk:

Individu yang memiliki moral yang buruk lebih rentan untuk terlibat dalam korupsi. Hal ini dapat disebabkan oleh kelemahan dalam aspek moral, seperti kurangnya integritas, kejujuran, atau rasa malu terhadap tindakan korupsi. Ketika moral seseorang lemah, godaan untuk terlibat dalam korupsi menjadi sulit untuk ditolak. Atasan, rekan sejawat, bawahan, atau pihak lain yang memberikan kesempatan untuk melakukan tindakan korupsi dapat menjadi pemicu terjadinya keinginan untuk melakukan korupsi.

Faktor Penyebab Eksternal

1. Aspek Sosial

Kehidupan sosial individu memegang peran signifikan dalam memfasilitasi timbulnya korupsi, khususnya melalui faktor keluarga. Alih-alih memberikan peringatan atau sanksi, keluarga justru memberikan dukungan terhadap perilaku koruptif dengan maksud memenuhi keinginan serakah mereka. Aspek sosial lainnya mencakup nilai dan budaya dalam masyarakat yang memberikan dukungan terhadap korupsi, di mana penghargaan terhadap seseorang seringkali terkait dengan kekayaan yang dimilikinya atau kecenderungan memberikan suap kepada pejabat.

2. Aspek Politik

Percaya bahwa kegiatan politik dapat menghasilkan keuntungan besar menjadi faktor eksternal yang mendorong korupsi. Tujuan politik untuk memperkaya diri pada akhirnya menghasilkan praktik politik uang. Melalui politik uang, seseorang dapat memenangkan kontestasi dengan cara membeli suara atau memberi hadiah kepada pemilih atau anggota partai politiknya. Pejabat yang menggunakan politik uang cenderung hanya mengutamakan akumulasi kekayaan pribadi, mengabaikan kewajiban 

inti mereka untuk melayani kepentingan rakyat. Pemimpin yang muncul melalui politik uang umumnya tidak memiliki kepedulian terhadap nasib rakyat yang memilihnya; yang terpenting baginya adalah bagaimana pengeluaran politiknya dapat menghasilkan keuntungan berlipat ganda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun