"Ya...? Ini nama saya, Pak. Abdul Latief, nomor ujian 1501100095. Saya ingin mendaftar ulang, Pak! Nomor dan nama saya dinyatakan lulus di koran tiga hari yang lalu."
Petugas itu mengamati kertas yang ia sodorkan dan sepertinya ia memeriksa berkaas-berkas di meja kerjanya.
"Apakah anda ingin saya adukan ke polisi dengan tuduhan penipuan?"
"Kenapa Bapak berkata begitu?" tanyanya. Ia menahan nafas, matanya liar dengan beberapa butir keringat meluncur ke pipinya. Ia tidak mengerti dengan maksud petugas itu. Sungguh ia heran.
"Anda terlambat."
"Terlambat...?"
"Ya...! Nomor dan nama anda sudah didaftarkan ulang."
"Didaftar...?! Siapa yang mendaftarkannya?" Kini nafasnya benar-benar memburu, bagaikan seorang pemburu yang kehilangan buruannya. Akan tetapi tidak demikian halnya dengan petugsas itu. Ia begitu tenang. Bagaikan sudah direncanakan ia menjawab pertanyaan itu.
" Abdul Latief, nomor ujian 1501100095," petugas itu berkata.
Ia heran. Heran sekali. Sungguh ia tidak habis fikir mengapa demikian kejadiannya?
"Saya ingin tahu siapa pula, Abdul Latief itu?"