"Ya.. Abdul Latief," jawab petugas itu datar.
"Mengapa bisa demikian?" ia bertanya. Wajahnya merah padam, sepertinya seluruh darahnya dipompakan ke sana.
"Penerimaan ini bebas untuk umum sesuai dengan tamatan dan jurusan yang diikuti, kan?" Petugas itu berkata dengan sangat tenangnya.
Di siang hari itu ia terkulai lemas. Ia mengerti. Mengerti betapa mudahnya memalsukan sesuatu di negerinya tercinta ini, dan betapa susahnya ia berjuang menjadi pegawai di negerinya sendiri secara halal dan murni. Terbayang kalung Emaknya yang ia jual. Terbayang betapa letih perjuangannya. Ternyata benar ucapan ibunya dan juga kata panitia ujiannya, "Penerimaan kali ini bebas KKN."
Hidup ini penuh dengan ujian, untuk menghadapinya diperlukan kesabaran.
Baru kali ini ia tahu itu.[]
Tamiang, 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H