Kami hanya dilihat dari jauh. Mungkin karena kami datang ke sana hanya membawa motor. Sebab, lain waktu, ketika kembali ke sana dengan mengendarai mobil, baru kami 'di-orangkan'.
Pengalaman terbaru, akhir pekan kemarin, ketika hendak membeli sepatu untuk futsal, pelayan yang menunggu toko bersikap cuek. Ketika ditanya, jawab sekenanya. Padahal, bukan toko sepatu mahal. Tanpa banyak cakap, saya beli sepasang sepatu dan segera pergi.
Dampak sikap tidak ramah bagi mereka yang berjualan
Sampeyan (Anda) mungkin juga punya pengalaman pernah bertemu dengan orang-orang seperti itu.
Sebab, saya merasa jenis orang seperti ini jumlahnya banyak. Saya pernah menemui orang-orang seperti itu di beberapa kota. Mungkin mereka punya komunitas sendiri. Komunitas orang-orang judes.
Saya juga heran. Lha wong mereka itu berdagang dengan harapan dagangannya dibeli orang, kok malah bersikap tidak ramah kepada calon pembelinya.
Memang, tidak selalu, warung atau toko yang dihuni orang-orang tidak ramah ini, sepi pembeli.
Malah, dari yang saya tahu, ada warung di kota saya yang ramai pembeli, pemiliknya justru pasang muka judes. Susah senyum ketika melayani pembelinya. Mungkin dia berpikir, sikapnya itu tidak berdampak apa-apa. Toh, warungnya masih ramai.
Tapi, saya yakin, lambat laut, sikap tidak ramah itu akan berdampak pada bisnis warungnya.
Sebab, namanya pembeli, pasti menginginkan pelayanan terbaik. Minimal merasa nyaman. Namanya manusia, tentu akan kecewa bila tidak dimanusiakan. Apalagi sudah mengeluarkan duit, lha kok malah dijuteki.
Dan sebagai pembeli, mereka bisa membalas langsung perlakuan tidak ramah dari pelayan (yang tidak dibekali ilmu melayani dengan baik) atau pemilik warung atau toko tersebut.