Sebab, di semifinal, melawan ganda Tiongkok yang jadi unggulan 1, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, Pramel mampu menang 21-13 di game pertama.
Di game kedua, mereka sudah unggul lumayan jauh. Bahkan sempat mencapai angka 20. Namun, perolehan poin mereka mandeg dan akhirnya kalah 20-22. Lantas, takluk 13-21 di game ketiga.
Ah ya, dalam perjalanan ke semifinal itu, Pramel mengalahkan Hafiz dan Gloria di putaran pertama. Bahkan menang atas unggulan 4 dari Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai yang kini jadi ganda campuran elit dunia.
Pramel menebusnya di All England 2020 dengan tampil sebagai juara. Mengawali turnamen sebagai unggulan 5, mereka bablas ke semifinal usai mengalahkan ganda kuat Tiongkok, Wang Yilu/Huang Dongping lewat rubber game.
Di final, mereka menaklukkan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai lewat rubber game. Itu pencapaian terbaik Praveen dan Melati.
Praveen bahkan sudah pernah juara bareng partner sebelumnya, Debby Susanto pada 2016 silam.
Bagaimana kans Praveen/Melati di All England tahun ini?
Asal tidak angin-anginan, Praveen/Melati mestinya bisa melalui dua babak awal tanpa kesulitan. Ganda Malaysia, Hoo Pang Ron/Cheah Yee See di atas kertas, bukanlah lawan berat.
Ujian sebenarnya baru mereka temui jika lolos ke perempat final dan kemungkinan besar akan menghadapi peraih emas Olimpiade Tokyo Wang Yilyu/Huang Dong Ping.
Head to head di antara mereka masih unggul pasangan Tiongkok tersebut. Yakni 2 kemenangan Pramel berbanding 6 kemenangan Yilu/Dongping. Tapi, di dua pertemuan terakhir, Praveen/Melati yang menang.
Pertama saat mereka pecah telur alias menang perdana dari Wang Yilyu /Huang Dong Ping di final Denmark Open 2019 dengan skor 21-18, 18-21, 21-19.