Sebagai penikmat sepak bola, saya dan sampeyan tentu mengharapkan tontonan pertandingan yang bermutu. Bukan sebaliknya. Apalagi di liga sepak bola level tertinggi di tanah air.
Di putaran II Liga 1 ini, sudah seharusnya semua yang terlibat di lapangan, baik pemain, pelatih, dan wasit serta asistennya bermain lebih 'sadar' dan bersama-sama menaikkan kualitas kompetisi ini.
Sebab, liga domestik itu merupakan cerminan tim nasional sepak bola di sebuah negara.
Bila liga sepak bolanya bagus, ada harapan tim nasionalnya bagus. Logika sederhannya, pelatih timnas akan bisa dengan mudah memilih pemain yang dipanggil membela negaranya.
Kita tentu masih ingat dengan keluhan Pelatih Timnas, Shin Tae-yong selepas Piala AFF 2020 lalu perihal lini depan sebagai sektor paling lemah di timnas.
Kenapa bisa begitu?
Karena mayoritas klub Liga 1 kini mengandalkan penyerang asing sehingga striker lokal jadi kalah bersaing. Sedikit saja penyerang lokal yang menjadi pemain andalan di timnya.
Meski memang, pendapat saya pribadi, kita tidak lagi memiliki penyerang lokal yang bisa bikin lawan cemas seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Ilham Jayakesuma, ataupun Budi Sudarsono dulu.
Saya percaya, bila kualitas Liga 1 dibenahi dengan pemain-pemain yang siap adu teknik dan team work di lapangan, jadi bukan hanya emosi meledak, ditambah pemain-pemain muda yang bermain di luar negeri dan sentuhan strategi pelatih Shin Tae-yong, kita boleh berharap banyak.
Bahwa, Tim Garuda bisa terbang tinggi. Tidak hanya di level Asia Tenggara dengan menjadi juara di Piala AFF pada akhir tahun 2022 nanti. Tapi juga bisa lolos ke Piala Asia dan bersaing dengan tim-tim raksasa dia Asia.
Semoga itu bukan hanya mimpi yang ketinggian. Salam.