Ketiga, kiper perlu pengaman.
Bila kejadian seperti laga Borneo melawan Persik ini berulang, ada baiknya kiper-kiper di Liga 1 memakai pelindung kepala untuk mencegah dampak fatal benturan di kepala. Ini bisa menjadi opsi bagi penyelenggara Liga.
Pecinta bola pastinya langsung teringat dengan nama Petr Cech.
Mantan kiper Chelsea asal Rep Ceko ini pernah mengalami cedera serius di kepalanya kala main di Liga Inggris. Dia kemudian memakai pelindung kepala bewarna hitam.
Saya membayangkan, kiper di Liga Indonesia juga memakai pelindung kepala seperti itu bila memang situasinya mendesak. Demi keselamatan dan menghindari cedera parah.
Keempat, pertolongan pertama cepat.
Nah, ini yang tidak boleh diabaikan. Ketika insiden seperti yang dialami kiper Persik terjadi, semua yang ada di lapangan seharusnya fokus menolong dan memanggil tim medis. Bukan malah ribut nggak jelas seperti yang kita lihat.
Lagi-lagi, ini bisa menjadi bagian edukasi kepada pemain.
Bahwa, kemanusiaan di atas segalanya. Tak peduli yang cedera itu lawan atau kawan. Penting untuk memberikan pertolongan cepat ketika terjadi insiden. Bukan malah menonjolkan emosi. Penting untuk membekali mereka cara pertolongan pertama.
Sampeyan mungkin masih ingat insiden di Piala Eropa 2020 tahun lalu. Ketika bek Denmark, Simon Kjaer dengan sigap memberi pertolongan kepada rekannnya Christian Eriksen yang mendadak kolaps di lapangan. Konon, bila tidak cepat ditolong, Eriksen mungkin tidak tertolong.
Liga bagus, dampaknya ke Tim Nasional Indonesia