Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Teknologi Digital dan Orang Tua yang Cemas Kesepian di Tahun 2045

16 Desember 2021   07:56 Diperbarui: 16 Desember 2021   20:35 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang tua yang kesepian. Mereka kesepian bukan karena teknologi. Tapi karena merasa dilupakan/Foto: lifestyle.kompas.com

Bahwa, ada orang tua yang membawa gawainya ke tempat tukang service handphone (HP). Dia mengira ponselnya rusak sehingga meminta tukang servis HP itu untuk membetulkannya.

Orang tua itu berpikir bahwa HP -nya rusak karena tidak pernah bisa menerima panggilan telepon. Dia mengira anak-anaknya tidak bisa meneleponnya karena HP-nya rusak.

Padahal yang terjadi tidak seperti itu. Anak-anaknya bukannya tidak bisa, tapi tidak mau meneleponnya. Anak-anaknya tidak pernah meneleponnya. Mereka mungkin membelikan orang tuanya HP baru yang canggih.

Tapi, bagi orang tua, bukan kecanggihan HP yang mereka butuhkan. Tapi, optimalisasi fungsi teknologi digital itu. Buat apa HP keren tetapi mereka tidak pernah menghubungi orang tuanya yang merindu dalam kesepian.

Agar anak-anak sayang pada orang tua

Malah, berita yang sempat viral di media bulan lalu, ada orang tua yang sengaja dititipkan oleh anak-anaknya di panti jompo.

Itu gambaran anak zaman sekarang. Gambaran anak yang tidak mau repot mengurus orang tuanya karena sibuk bekerja.

Saya sungguh tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan orang tuanya diperlakukan seperti itu oleh anak-anaknya. Meski mungkin, dengan dititipkan, orang tuanya tidak lagi merasa kesepian karena punya banyak teman.

Tentu, setiap orang tua ingin di masa tuanya nanti, tidak merasakan kesepian.

Para orang tua, termasuk saya, membayangkan kelak di masa tua, setiap akhir pekan ataupun setiap bulan, akan dikunjungi anak-anak yang datang menjenguk bersama cucu-cucunya.

Meski mungkin hanya berkunjung sekadar satu atau dua hari. Tapi, itu tentu akan menjadi hiburan membahagiakan dan penyemangat hidup bagi orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun