Sejarah rivalitas Indonesia-China di final Piala Thomas dimulai di tahun 1982. Kala itu, Piala Thomas digelar di London, Inggris. China juara setelah mengalahkan Indonesia 5-4.
Dua tahun kemudian, Indonesia kembali berjumpa China di final Piala Thomas 1984 yang digelar di Kuala Lumpur. Kali ini, Indonesia juara usai mengalahkan China 3-2.
Liem Swie King yang bermain ganda bersama Hariamanto Kartono, menjadi penentu kemenangan Indonesia di game kelima. Itu gelar kedelapan Indonesia di Piala Thomas. Itu juga kemenangan pertama Indonesia atas China di final.
Rivalitas Indonesia-China kembali berlanjut di final Piala Thomas 1986 di Jakarta. Hasilnya, China berhasil mengalahkan Indonesia di rumahnya sendiri dengan skor 3-2.
Berselang 14 tahun, Indonesia akhirnya kembali berjumpa China di final Piala Thomas 2000 di Kuala Lumpur. Dan, Kuala Lumpur rupanya menjadi venue yang membahagiakan bagi Indonesia.
Indonesia juara setelah menang sempurna, 3-0 atas China di final.
Tiga poin kemenangan Indonesia di final diraih Hendrawan, pasangan Tony Gunawan/Rexy Mainaky, dan Taufik Hidayat yang kala itu baru berusia 18 tahun.
Perjumpaan Indonesia vs China di final Piala Thomas kembali terjadi di tahun 2010 di Kuala Lumpur. Kali ini, China yang berhasil mengangkat piala setelah menang 3-0 atas Indonesia.
Itu gelar kedelapan China sekaligus perjumpaan terakhir Indonesia vs China di final sebelum malam ini kedua negara kembali meraih 'tiket' ke pertandingan puncak Piala Thomas.
Meski juara, Indonesia tidak boleh mengibarkan bendera merah putih
Ada yang kurang dari perayaan juara Piala Thomas Indonesia di Aarhus, Minggu (17/10) malam. Tidak ada bendera merah putih yang berkibar saat momen penyerahan Piala Thomas.